Virus Corona Ada Kaitannya dengan Perusakan Alam
- pixabay
Virus Corona COVID-19 ada kaitannya dengan perusakan alam dan ketidakseimbangan ekosistem dunia. Tak lama setelah merebaknya penyebaran virus Corona di Wuhan, China akhir Desember 2019 mulai bermunculan teori konspirasi yang menyatakan, virus diciptakan di laboratorium di kota itu.
Tapi konsensus ilmiah mengatakan, virus SARS-VoV-2 adalah penyakit yang berasal dari hewan dan menular ke manusia. Kemungkinan penyakit berasal dari kelelawar, kemudian menyebar melalui hewan mamalia lainnya.
Walaupun tidak dibuat di laboratorium, bukan berarti manusia tidak berandil apapun dalam pandemi yang sedang berlangsung. Studi terbaru oleh ilmuwan dari Australia dan AS menemukan, tindakan manusia terhadap habitat alamiah, hilangnya keanekaragaman hayati dan perusakan ekosistem ikut menyebabkan penyebaran virus.
Jumlah penyebaran penyakit menular meningkat lebih dari tiga kali lipat setiap dekade sejak 1980-an. Lebih dari dua pertiga penyakit ini berasal dari hewan, dan sekitar 70?ri jumlah itu berasal dari hewan liar. Penyakit menular yang kita kenal misalnya: Ebola, HIV, flu babi dan flu burung, adalah penyakit yang bisa menular dari hewan ke manusia.
COVID-19 juga menyebar luas dengan cepat akibat populasi dunia yang semakin terhubung erat. Situasi yang mengejutkan banyak orang ini, sebenarnya telah diperingatkan oleh ilmuwan sejak lama.
Joachim Spangenberg, Wakil Presiden Institut Riset Keberlanjutan Eropa, mengemukakan, dengan merusak ekosistem, manusia menciptakan kondisi yang menyebabkan virus hewan menyebar ke manusia. “Kitalah yang menciptakan situasi ini, bukan hewan,” tandas Spangenberg.
Deforestasi dan perusakan habitat
Karena manusia semakin membuka kawasan yang dihunihewan liar untuk menggembalakan ternak dan mengambil kekayaan alam, maka manusia juga semakin mudah tertular patogen yang sebelumnya tidak pernah keluar dari kawasan itu, dan meninggalkan tubuh binatang yang mereka tempati.
“Kita semakin dekat dengan hewan liar,“ kata Yan Xiang, pakar virologi di Pusat Ilmu Kesehatan, Universitas Texas. “Dan itu membuat kita berhubungan dengan virus-virus itu.“
Sementara David Hayman, profesor bidang ekologi penyakit menular di Universitas Massey, Selandia Baru mengungkap, risiko itu juga makin bertambah bukan hanya lewat manusia yang memasuki habitat alamiah, melainkan juga melalui hewan-hewan peliharaan manusia.