Logo DW

Ilmuwan Sebut PSBB Opsi Terbaik Lawan Corona, Tapi Muncul Masalah Lain

Penerapan PSBB di Bekasi, Bogor dan Depok.
Penerapan PSBB di Bekasi, Bogor dan Depok.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha

“Intinya, kita harus mengejar nilai R0 agar kurang dari 1 sehingga kita bisa mengejar keadaan bebas penyakit,” kata Nuning, seperti dikutip dari laman itb.ac.id.

Di Indonesia saat ini, estimasi nilai R0 yang dihitung berdasarkan data kematian dengan menggunakan Extended Kalman Filter berada di angka 3,3. Inilah mengapa intervensi dibutuhkan agar angka reproduksi dasar (R0) di Indonesia bisa turun, paling tidak ke angka kurang dari 1.

"Karena sekali lagi, kita harus mengejar nilai R0 agar kurang dari 1 sehingga kita bisa mengejar keadaan bebas penyakit”, paparnya.

Nuning menjelaskan bahwa angka R0 dipengaruhi oleh tiga faktor. Pertama adalah laju infeksi yang mengakomodasi karakteristik virus. “Kita tidak bisa apa-apa, kecuali vaksin ditemukan atau obatnya ada,” jelasnya.

Kedua adalah contact rate atau jumlah orang yang ditemui. Angka ini bisa ditekan melalui pencegahan dengan social distancing atau physical distancing atau karantina wilayah. “Makin dia mendekati nol makin baik”, ujar pakar matematika epidemiologi dari ITB itu.

Ketiga adalah periode infeksi. Ia menuturkan bahwa periode infeksi rata-rata 10-12 hari, namun bisa ditekan jika lebih banyak orang yang di tes (rapid test) kemudian diisolasi.

“Jadi jika dia sudah terdefinisi apakah dia itu positif atau negatif, terus dia mengisolasi mandiri artinya tidak ada faktor dalam periode infeksi dia jalan-jalan untuk menyebarkan penyakit”, jelas Nuning kepada DW Indonesia.

Tiga kategori intervensi

Studi yang dilakukan Nuning kemudian membandingkan tiga kategori intervensi di atas dengan memasukkan faktor contact rate untuk menurunkan angka reproduksi dasar (R0), yaitu mobilitas populasi sebesar 100 persen untuk kategori Tanpa Intervensi, 50 persen untuk Mitigasi dan 10 persen untuk Supresi.