Ilmuwan Sebut PSBB Opsi Terbaik Lawan Corona, Tapi Muncul Masalah Lain
- ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha
Dr Nuning Nuraini, salah satu peneliti atau ilmuwan matematika epidemiologi Institut Teknologi Bandung (ITB) bersama SimcovID Team merilis penelitian terbaru terkait fenomena pandemi Virus Corona COVID-19 di Indonesia pada 6 April lalu.
SimcovID adalah tim gabungan yang terdiri dari belasan peneliti dari berbagai perguruan tinggi di antaranya ITB, Unpad, YGM, UGM, ITS, UB, Undana, bahkan termasuk peneliti perguruan tinggi luar negeri asal Indonesia yaitu Essex & Khalifa University, University of Southern Denmark, dan Oxford University.
Dalam studi tersebut, Nuning beserta tim mencoba menjawab berbagai permasalahan yang lebih kompleks dan spesifik dengan pendekatan model yang lebih realistik terkait dinamika wabah Corona di Tanah Air.
Ia menegaskan bahwa studi dikeluarkan dengan harapan semua pihak bisa lebih waspada dalam menghadapi wabah ini. “Harapannya bisa jadi lebih waspada bukan untuk menakut-nakuti,” ujar Nuning kepada DW Indonesia, Selasa (14/04).
Intervensi mana yang paling efektif redam wabah?
Nuning mengakui bahwa penelitian yang ia lakukan bersama tim adalah untuk melihat ‘skenario terburuk’ yang dimungkinkan terjadi di Indonesia. Artinya, mengukur seberapa efektif intervensi yang dilakukan pemerintah untuk meredam penyebaran wabah Corona di Tanah Air.
Intervensi dalam hal ini adalah kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan pemerintah untuk meredam wabah, seperti kebijakan social distancing, physical distancing, dan yang terbaru adalah Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Namun, dalam studi Nuning bersama tim, intervensi pemerintah dikategorikan dalam tiga hal yaitu Tanpa Intervensi, Mitigasi dan Supresi.
Ia juga menyebutkan, sebelum masuk lebih detail ke dalam tiga kategori itu, perlu dipahami parameter yang digunakan untuk mengukur seberapa efektif tiga kategori intervensi itu dalam meredam wabah COVID-19. Nuning beserta timnya menggunakan sebuah parameter yang disebut Angka Reproduksi Dasar (R0) - dibaca R nol.
Nuning menjelaskan bahwa R0 kalau di matematika, bisa diartikan sebagai jumlah kelahiran kasus baru akibat 1 orang yang terinfeksi masuk ke dalam suatu populasi yang sepenuhnya sehat dan potensial untuk sakit.