Sarung Tangan Sekali Pakai Bukan Jaminan Gak Tertular Virus Corona
- AA
Sarung tangan sekali pakai berbahan latex, vinil atau nitril hanya memberikan perasaan steril. Tapi ini perasaan perlindungan semu. Banyak yang saat berbelanja dengan memakai sarung tangan memang berhati-hati, agar tidak menyentuh wajah. Tapi secara tidak sengaja hal itu sering terjadi.
Misalnya, saat menggunakan sarung tangan sekali pakai, kita menggunakan smartphone atau mencari sesuatu dari saku, secara tidak sadar kita menyebarkan patogen. Virus tidak peduli apakah kita memakai sarung tangan atau tidak, jika kita menyentuh wajah, patogen itu bisa masuk ke tubuh.
Bisa tingkatkan risiko penularan
Para dokter bahkan memperingatkan, bukan hanya dari segi keamanan semu saja, melainkan hal yang lebih serius lagi. “Sarung tangan sekali pakai bahkan bisa menambah risiko penularan. Pasalnya kulit di bawah sarung tangan sangat mudah berkeringat. Kondisi hangat serta basah adalah lingkungan ideal buat bakteri dan virus segala jenis“, ujar dokter umum Dr. Marc Hanefeld.
“Hentikan pemakaian sarung tangan medis di lingkungan publik. Ini merupakan kecerobohan higienis dalam skala sangat besar“, demikian peringatan dokter Hanefeld lewat facebook dan twitter.
Di bawah sarung tangan yang hangat dan basah bakteri dan virus berkembang biak dengan nyaman. Jika setelah sarung tangan dilepas, orang tidak memakai desinfektan, artinya kita punya kondisi seperti toilet umum di tangan, ujar Marc.
Sementara itu, Dr. Jens Mathews dokter ahli paru dan penyakit dalam, juga memiliki pendapat yang sama terkait pemakaian sarung tagan medis sekali pakai.
Dalam wawancara dengan televisi Jerman SWR, ia melihat bahwa sarung tangan sekali pakai tersebut bisa jadi pemercepat penyebaran virus corona. “Sarung tangan ini bukan hanya tidak memberi perlindungan, bahkan bisa kontraproduktif“, kata dokter ahli paru itu.