Logo DW

Ilmuwan Setop Penelitian di Kutub Utara, Corona Lagi Penyebabnya

Beruang kutub di atas bongkahan es yang mencair di Kutub Utara.
Beruang kutub di atas bongkahan es yang mencair di Kutub Utara.
Sumber :
  • heatingoil.com

Seseorang yang juga sependapat dengan Mankoff adalah Dr. Joran Moen, Direktur University Center in Svalbard (UCIS) di Norwegia, sebuah lembaga pendidikan tinggi yang lokasinya paling utara di dunia. Atas peraturan dari pemerintah Norwegia, kampus ditutup dan pekerjaan lapangan dibatalkan. Dampaknya, sekitar 70 mahasiswa di Svalbard tidak dapat menyelesaikan penelitian lapangan yang berguna bagi gelar master atau PhD mereka.

“Masa transisi dari Maret hingga Juni adalah waktu yang sangat penting untuk memantau perubahan iklim di daerah tersebut,” katanya.

“Kami berada di bagian kutub utara dengan perubahan yang sangat dramatis karena suhu yang berubah dengan cepat. Ini menjadi tempat yang sangat bagus untuk bisa melihat bagaimana manusia dapat memengaruhi iklim serta dampaknya”, tambahnya.

“Mengenai kekosongan data, seluruh mahasiswa internasional di Svalbard juga akan mengalami masalah itu, yang tentu saja berdampak bagi penelitian kami. Bagi mahasiswa yang mengalami kehilangan sesuatu seperti ini dalam penelitian mereka adalah masalah besar,” jelas Moen.

Moen dan UCIS telah membuat sebuah ketentuan untuk melanjutkan kegiatan pendidikan sebaik mungkin. Proses belajar mengajar telah dipindahkan secara online, sementara perjalanan penelitian bebas risiko masih direncanakan. Dahl-Jensen dan Mankoff masih menunggu kapan mereka dapat kembali bekerja, begitu juga para ilmuwan iklim lain masih menunggu kapan mereka dapat melanjutkan penelitiannya. gtp/rap