Logo DW

Ilmuwan Setop Penelitian di Kutub Utara, Corona Lagi Penyebabnya

Beruang kutub di atas bongkahan es yang mencair di Kutub Utara.
Beruang kutub di atas bongkahan es yang mencair di Kutub Utara.
Sumber :
  • heatingoil.com

Para ilmuwan pun kehilangan banyak hal. Mereka berharap dapat menyelesaikan penggalian lubang sedalam 2.660 meter yang telah mereka bor selama lima tahun terakhir, untuk kemudian bisa mengakses aliran es yang mereka buru selama ini.

“Kami sebenarnya berharap bisa mencapai batuan dasar di tahun ini. Sangat menarik, karena menggali ke bawah di mana aliran-aliran es berada menjadi sangat penting”, jelas Dorthe Dahl-Jensen, Profesor Es, Iklim dan Bumi di Universitas Kopenhagen yang sekaligus menjadi ketua dewan pengarah EastGRIP.

“Bagaimana sebenarnya es-es ini mengalir sebenarnya menjadi hal yang kita tunggu-tunggu selama lima tahun ini, dan apa yang akan terjadi tahun ini. Sekarang semuanya mundur dari target awal. Kita harus hidup tanpa hasilnya”, tambahnya.

Peralatan penelitian akan rusak

Ketika tim peneliti kembali tahun depan misalnya, maka data dan pemahaman yang mereka dapatkan selama ini akan hilang. Satu tahun lagi, salju akan mengubur lubang galian dan seluruh peralatan mereka. Ini berarti mereka akan menghabiskan lebih banyak waktu untuk memperbaiki dan mengganti bangunan dan perangkat keras yang rusak.

Inilah masalah yang dihadapi oleh Dr. Ken Mankoff dan timnya di Survei Geologi Denmark dan Greenland. Pekerjaan mereka adalah memeriksa kesehatan lapisan es di Greenland dan memantau hujan saljU.

Mereka juga memiliki peralatan pemantauan di lapangan yang bisa saja gagal berfungsi, sehingga dapat menimbulkan kekosongan data yang sudah dikumpulkan selama bertahun-tahun. “Skenario terburuk adalah akan ada kekosongan data selama 12 bulan,” katanya.