Banyak Orang Pintar dan Terdidik Percaya Hoax COVID-19
- ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma
Ini merupakan pertanyaan yang seharusnya ditanyakan, ketimbang berpikir untuk mengumpulkan suka atau pikiran niatnya untuk membantu orang. Ada bukti bahwa cara berpikir seperti itu bisa dilatih.
Pennycook menyarankan perusahaan media sosial untuk melakukan intervensi langsung agar penggunanya lebih berpikir panjang.
Dalam percobaannya, ia menemukan dengan meminta pengguna untuk menilai akurasi fakta sebuah pernyataan, mereka mulai lebih banyak berpikir kritis tentang pernyataan-pernyataan lain.
Hasilnya, mereka dua kali lebih banyak menimbang-nimbang informasi sebelum membagikannya. Praktisnya bisa sangat sederhana: media sosial menyediakan pengingat otomatis agar pengguna bisa berpikir dua kali sebelum membagikan.
Memang tidak ada satu obat ampuh untuk mengatasi ini semua. Seperti halnya upaya kita untuk menahan laju Virus Corona COVID-19 ini, kita membutuhkan adanya pendekatan beragam untuk melawan penyebaran hoax dan misinformasi yang merugikan dan berbahaya.