Ilmuwan Pakai Materi Bom Atom Teliti Umur Hiu Paus
- ANTARA FOTO/Dian Bawenti
VIVA – Para ilmuwan memakai materi bom atom untuk meneliti umur Hiu Paus, yang merupakan spesies ikan terbesar di dunia. Selain itu, memakai materi bom atom untuk menghitung usia hewan adalah yang pertama kali dilakukan oleh ilmuwan.
Penghitungan ini dilakukan dengan bantuan radiokarbon yang terbentuk di atmosfer saat pengujian bom atom pada dekade 1950-an.
Dikutip dari situs Metro, Rabu, 8 April 2020, studi yang diterbitkan oleh Jurnal Frontiers in Marine Science ini menyebutkan Hiu Paus adalah spesies yang terancam punah tapi punya masa hidup yang panjang.
"Studi pemodelan sebelumnya telah menyebutkan bahwa hiu paus terbesar mungkin hidup selama 100 tahun," kata salah satu ilmuwan, Mark Meekan. Meskipun begitu, lanjut Meekan, sejarah kehidupan dasar mereka masih misterius.
Studi yang mereka lakukan memang menunjukkan hiu dewasa bisa mencapai usia yang panjang dan rentang kehidupan yang panjang memang ciri dari spesies itu. Saat ini mereka memiliki potongan teka-teki yang harus dipecahkan.
Ahli biologi kesulitan menentukan umur hiu paus karena mereka tidak memiliki struktur bertulang otolith, yang biasanya digunakan untuk mengukur umur ikan. Mereka memiliki tulang belakang dengan pita atau cincin yang berbeda.
Jika umurnya bertambah maka pita di sana akan bertambah, layaknya pohon yang semakin tua, semakin bertambah batangnya.
Ilmuwan lalu mencari tahu lebih lanjut untuk menentukan apakah pita atau cincin bertambah setiap tahun atau per enam bulan. Mereka meneliti peninggalan selama Perang Dingin.
Bom atom pada periode 1955-1963 menggunakan isotop karbon-14, yang dihasilkan dari setiap makhluk hidup di Bumi. Para arkeolog dan sejarawan biasanya menggunakannya untuk menentukan usia tulang dan artefak kuno.
Para ilmuwan ini juga mengukur tingkat karbon-14 pada hiu mati yang disimpan di Pakistan dan Taiwan. Salah satu spesies menunjukkan kematian di usia 50 tahun. Meekan juga menemukan cincin pertumbuhan bertambah per tahun.