Waspada, Droplets Virus Corona Bisa 'Muncrat' Hingga Jarak 8 Meter

Virus corona COVID-19
Sumber :
  • pixabay

VIVA – Seorang peneliti di Massachusetts Institute of Technology atau MIT memperingatkan bahwa tetesan atau droplets dari coronavirus dapat mencapai jarak 27 kaki atau 8 meter.

Bantu Pemerintah Capai NZE pada 2060, Telkom Indonesia Lakukan Ini

Lydia Bourouiba, seorang profesor di MIT dan ahli dalam dinamika fluida, menjelaskan bahwa bersin misalnya bisa menghasilkan awan gas turbulen yang berisi tetesan coronavirus.

"Hasil penelitian terbaru menunjukkan bahwa pernafasan, bersin dan batuk tidak hanya terdiri dari tetesan mukosa yang mengikuti lintasan emisi, yang penting, terutama dibuat dari gas turbulen multifasa yang masuk ke udara sekitar dan perangkap serta terbawa ke dalam itu adalah kumpulan tetesan dengan rangkaian ukuran tetesan," tulis Bourouiba dalam jurnal ilmiah.

Pintu Universitas di Eropa Mulai Tertutup Bagi Mahasiswa Tiongkok

Selama pandemi coronavirus berlangsung, masyarakat telah disarankan untuk mengaja jarak sosial untuk membatasi risiko penularan. Namun penelitian Bourouiba menunjukkan bahwa tetesan atau droplets dapat melakukan 'perjalanan' lebih jauh dari itu.

Bourouiba menjelaskan bahwa kisaran droplets, baik itu besar maupun kecil, diperpanjang melalui interaksi dan terjebak dalam awan gas turbulen.

Ratusan Relawan Anak Muda Peduli Krisis Iklim Bergabung Sebagai SDGs Hero Volunteer

"Droplets yang mengendap di sepanjang lintasan dapat mencemari permukaan, sementara sisanya tetap terperangkap dan terkumpul di awan yang bergerak," tulisnya, dilansir Foxnews.

"Akhirnya awan dan muatan tetesannya kehilangan momentum dan koherensi, dan tetesan yang tersisa di dalam awan menguap, menghasilkan residu atau inti tetesan yang mungkin tetap melayang di udara selama berjam-jam, mengikuti pola aliran udara yang dipaksakan oleh sistem ventilasi atau kontrol iklim," tutur dia.

Erupsi Gunung Marapi

Badan Geologi Ukur Kadar Gas Beracun di Gunung Marapi, Ini Hasilnya

Badan Geologi melaporkan laju emisi gas sulfur dioksida di Gunung Marapi terukur rendah setelah penurunan status gunung api tersebut dari level Siaga menjadi Waspada.

img_title
VIVA.co.id
2 Desember 2024