Tiga Spesies Kadal Terbang Ditemukan, Bikin Takjub
- New Scientist
VIVA – Pterosaurus merupakan jenis reptil dari zaman dinosaurus yang memiliki fisik seperti kadal terbang lantaran bersayap. Kabarnya para ilmuwan baru-baru ini telah menemukan tiga spesies reptil kadal terbang tersebut di Gurun Sahara, Afrika.
Seperti diketahui, tiga spesies Pterosaurus baru ini telah hidup di Gurun Sahara berusia 100 juta tahun silam. Penemuan ini ditemukan oleh para peneliti gabungan dari beberapa negara dari Eropa, Amerika, dan Afrika.
Salah satu penemunya adalah Profesor David Martill seorang ahli Paleontologi di University of Portsmouth, Hampshire, Inggris yang juga bekerja bersama dengan tim peneliti dari Maroko dan Amerika Serikat.
Studi penemuan itu dipublikasikan dalam sebuah laporan jurnal “Cretaceous Research,” yang mengungkapkan komunitas Pterosaurus yang hidup di Maroko pada masa Pra-sejarah di negara tersebut.
“Temuan baru menunjukkan bahwa Pterosaurus Afrika sangat mirip dengan yang ditemukan di benua lain,” kata dia, seperti dilansir dari Independent, Senin, 30 Maret 2020.
“Predator terbang ini melonjak di atas dunia yang didominasi oleh predator, termasuk pemburu seperti buaya dan dinosaurus karnivora. Menariknya, herbivora seperti sauropoda dan dinosaurus ornithischia jarang ditemukan. Banyak predator, termasuk pterosaurus bergigi, memangsa banyak ikan," paparnya.
Untuk diketahui, spesies Pterosaurus ini berhasil diidentifikasi dari bongkahan rahang dan gigi yang ditemukan di daerah Kem Kem Beds, Maroko tengah. Fosil itu juga memiliki bentang sayap tiga hingga empat meter.
"Para nelayan udara ini menyambar mangsanya saat berada di sayap, menggunakan seperangkat gigi mirip lonjakan besar yang tampak seperti pembunuh yang membentuk genggaman gigi yang sangat efektif,” tutur dia.
"Pterosaurus besar seperti ini akan mampu mencari makan jarak jauh, mirip dengan burung masa kini seperti condor dan elang laut," jelas Martill.
Dalam jurnal itu, Profesor Martill berkata dalam tulisannya, "Kita berada di zaman keemasan untuk menemukan pterodactyl. Tahun ini saja kami telah menemukan tiga spesies baru dan kami baru memasuki bulan Maret".
Laporan: Abdulah Saputra