Tips Jualan Online Saat Ramadan di Tengah Kepungan Virus Corona
- U-Report
VIVA – Perubahan tren konsumen pada Bulan Suci Ramadan 2020/1441 Hijriah perlu diantisipasi oleh para pebisnis besar maupun kecil karena tengah menghadapi wabah Virus Corona COVID-19.
Setelah berpuasa selama 30 hari, masyarakat Indonesia biasanya melakukan mudik atau pulang kampung. Namun sepertinya tradisi tersebut harus ditunda tahun ini.
Head of Marketing Facebook Indonesia, Hilda Kitty, memberi beberapa langkah antisipasi yang bisa diterapkan oleh pebisnis. Realita saat ini 80 persen masyarakat khawatir tertular COVID-19. Kemungkinan keadaan ini akan terus ada saat Ramadan berlangsung.
"Pertama, melakukan perubahan cara komunikasi dengan konsumen. Alangkah baiknya menekankan kegiatan branding, menunjukkan dukungan terhadap apa yang sudah digalakkan pemerintah," katanya di Jakarta, Kamis, 26 Maret 2020.
Social distancing atau menjaga jarak membuat banyak masyarakat mengurangi kegiatan, seperti tidak lagi datang ke toko, restoran atau pun kafe. Karena itu, pebisnis juga bisa melakukan kemitraan dengan perusahaan logistik untuk melakukan pengantaran.
Kemudian, bisnis yang belum terlalu menerapkan sistem online, ada baiknya untuk secepatnya membangun infrastruktur. Di tengah menghadapi wabah ini bukan berarti pebisnis harus berhenti berkreatifitas, mereka harus mencari cara lain.
Bisnis besar maupun kecil biasanya memiliki banyak produk. Dengan kondisi saat ini Hilda menyarankan untuk menonjolkan produk yang lebih berbau ke kesehatan. Artinya mereka bisa terus menunjukan bahwa bisnis juga akan tetap peduli pada konsumen dan menghindarkan mereka dari penularan COVID-19.
Saran ini bukan tanpa sebab. Karena, sebuah studi yang dilakukan Katar pada Februari 2020 menunjukan bahwa 52 persen masyarakat telah mengurangi kegiatan yang bersifat hiburan, misalnya makan di luar, sosialisasi sampai pada pergi ke bioskop.
Kemudian, 48 persen konsumen mengatakan lebih sering berbelanja produk kesehatan, kebersihan dan nutrisi. Penjualan online juga meningkat hingga 20 persen dan ada peningkatan pada pemesanan makanan secara online sebesar 14 persen.