Kata Ilmuwan soal Jamu hingga Merokok Bisa Memerangi Virus Corona
- U-Report
Professor Oliver mengatakan kita memerlukan alkohol dalam konsentrasi tinggi untuk mematikan virus.
"Kalau mencuci tangan misalnya kita memerlukan 60-70 persen kadar ethanol supaya efektif."
"Dalam minuman, kadar alkoholnya rendah. Jadi kita akan mati minum alkohol sebelum virus itu mati."
Professor Purcell juga menyetujui pendapat tersebut, yang mengatakan hanya ada beberapa jenis minuman yang memiliki kadar alcohol 30-40 persen dan jumlah ini tidak akan cukup untuk membunuh virus.
Orang kulit hitam kebal terhadap virus Pakar mengatakan warna kulit tidak menentukan tingkat kekebalan tubuh dari serangan virus.
Reuters: Luc Gnago
Sepert dilaporkan oleh korepsonden Papua Nugini Natalie Whiting
Siapa yang mengatakannya ? Anggapan ini diduga dimulai dari Amerika Serikat, yang juga banyak beredar lewat media sosial di Papua Nugini.
Apa yang dikatakan? Salah satu pendapat umum yang didengar wartawan ABC di Papua Nugini, juga banyak dibagikan di media sosial, adalah mereka yang berkulit hitam kebal terhadap virus corona.
Ketika virus ini pertama kali muncul, Ada banyak pertanyaan soal ini dari warga di Papua Nugin.
Beberapa postingan di jejaring sosial menyebut adanya hubungan virus dengan tingkat melanin, yang memberikan warna pada kulit.
Seberapa banyak yang mempercayainya? Sekarang dengan semakin banyak kasus corona terjadi di Pasifik, semakin banyak postingan di media sosial yang membantah kebenaran hal tersebut.
Inilah yang dikatakan para ahli :
Menurut Professor Oliver, teori itu tidak masuk akal sama sekali.
"Apapun warna kulit anda, virus tidak tertarik, karena tidak berhubungan dengan kulit manusia." katanya.
"Ini mungkin ada hubungannya kalau virus itu menulari kulit. Namun dalam hal ini saya tidak tahu dari mana pendapat tersebut muncul."
Professor Purcell mengatakan, "virus tidak berkembang di kulit."
"Sasaran virus coroba adalah sel dimana tidak ada melanin, yang diserang adalah paru-paru, dan saluran pernapasan," katanya.