Elon Musk Bilang Obat Malaria Bisa Sembuhkan Corona, Sotoy Amat Sih!
- wartaekonomi
Miliarder Elon Musk baru-baru ini membagikan kisahnya saat ia tertular malaria pada 2000 dan mengatakan ia memiliki "kasus yang hampir fatal" dari penyakit ini.
Dalam beberapa tweet pada Senin malam, CEO Tesla dan SpaceX ini menggambarkan apa yang terjadi padanya ketika ia mengontrak falciparum, suatu bentuk lain dari malaria yang berpotensi fatal karena dapat mempengaruhi sistem saraf pusat atau menyebabkan gangguan pernapasan akut, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit.
Musk mengatakan dia pikir obat yang digunakan untuk mengobati penyakitnya akan efektif dalam mengobati virus corona (COVID-19).
Maybe worth considering chloroquine for C19
— Elon Musk (@elonmusk)
"Pernah mengalami falciparum yang fatal," tweeted Musk. “Pasti sudah mati kalau bukan karena klorokuin. Bukan berarti itu bekerja untuk C19, tapi mungkin lebih baik daripada tidak sama sekali."
I was first misdiagnosed at Stanford Hospital with viral meningitis, then again misdiagnosed at Sequoia. A visiting doc from San Jose General saw my charts & sent me to ICU immediately. I was ~36 hours from being unrecoverable. So, I take expert advice with a grain of salt …
— Elon Musk (@elonmusk)
Dia melanjutkan dengan mengatakan dia sempat salah didiagnosis dua kali sebelum dokter menemukan dia menderita malaria.
Musk terjangkit penyakit tersebut selama perjalanan ke Brasil dan Afrika Selatan dengan istrinya saat itu, Justine pada bulan Desember 2000 dan itu adalah salah satu alasan ia tidak lagi mengambil liburan.
"Itu pelajaran saya untuk berlibur," kata Musk dalam buku "Elon Musk." "Liburan akan membunuhmu."
Dilansir dari Business Insider di Jakarta, Rabu (18/3/2020) obat klorokuin yang disebutkan Elon Musk dalam tweet-nya memang biasa digunakan untuk mengobati malaria. Tetapi para ahli dan dokter di Barcelona hingga China telah menguji efektivitasnya dalam mengobati COVID-19.
Musk bukanlah seorang dokter, juga bukan ahli dari penyakit menular. Obat COVID-19 saat ini sedang diuji dan digunakan untuk mengobati pasien, hingga kini belum ada bukti ilmiah tentang keefektifan obat klorokuin dalam mengobati COVID-19.
Seorang netizen dengan akun bernama StockJoke mengatakan: "Saya akan mengambil saran medis dari dokter, bukan insinyur palsu."
Hingga Rabu (18/3/2020) sebanyak 198.426 orang telah terinfeksi oleh virus corona di seluruh dunia, 7.987 orang telah meninggal dan 82.763 dinyatakan sembuh.