Jahe Merah, Minum Air Putih, dan Tahan Napas Tak Bisa Sembuhkan Corona
- ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha
VIVA – Mengkonsumsi jahe merah dan minum air putih, serta menahan napas selama 10 detik tidak bisa menyembuhkan Virus Corona COVID-19, alias hoax. Bantahan jahe merah bisa mengobati penderita Corona diungkapkan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
Kepala Kelompok Penelitian Center for Drug Discovery and Development Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI, Masteria Yunovilsa Putra, mengatakan jahe merah berfungsi untuk membantu meringankan gejala yang ditimbulkan, bukan menyembuhkan apalagi membunuh virus tersebut.
Gara-gara percaya hoax inilah, masyarakat banyak yang berbondong-bondong mencari rempah-rempah ini, yang kemudian membuat harganya melambung tinggi.
"Jahe merah memiliki efek antiinflamasi dan antioksidan, sehingga bisa meredakan gejala peradangan berlebih pada paru-paru dengan jahe merah," ungkap Masteria, lewat akun Twitter resmi LIPI, @lipiindonesia, Rabu, 18 Maret 2020.
Dengan demikian, jahe merah memiliki aktivitas sebagai immunomodulator untuk meningkatkan daya tahan tubuh manusia. Efek ini yang bermanfaat dalam pencegahan dan membantu dalam pemulihan dari Virus Corona.
Ia mengaku jika hingga saat ini belum ada bukti jahe merah digunakan sebagai antivirus, khususnya untuk penanganan COVID-19. Jahe merah dijelaskan sebagai salah satu jenis unggul tanaman rimpang jahe yang ada di Indonesia, karena memiliki kandungan senyawa aktif yang lebih tinggi dibanding jenis jahe lainnya.
Sementara itu, beredar di pesan berantai WhatsApp dan Facebook hanya meminum air putih maka Virus Corona bisa hilang, adalah hoax berikutnya. Informasi sesat tersebut diklaim berdasarkan saran dari 'Stanford Hospital Board'.
Pesan itu berisi beberapa saran aneh. Seperti menyarankan orang-orang meminum air putih untuk 'mencuci virus di tenggorokan' dan menahan napas selama 10 detik untuk memeriksa apakah seseorang telah terjangkit virus.
Tidak akurat
Terlepas dari kenyataan bahwa pesan itu telah dibagikan secara luas, namun tidak ada bukti ilmu yang mendukungnya. Stanford Health telah mengonfirmasi bahwa pesan itu tidak berasal dari universitas tersebut.
"Pesan yang dibagikan secara luas tentang Covid-19 yang dikaitkan dengan 'anggota dewan Rumah Sakit Stanford' berisi informasi yang tidak akurat. Pesan itu tidak dikeluarkan oleh Stanford Medicine," kata juru bicara Stanford, dikutip dari situs Mirror.
Selain itu, salah satu klaim yang paling menyesatkan dalam pesan itu yakni orang-orang harus minum air putih untuk membersihkan virus di tenggorokan. Berikut pesan hoax yang beredar:
"Bagi setiap orang harus memastikan mulut dan tenggorokan lembab, serta tidak pernah kering. Ambil beberapa teguk air setidaknya setiap 15 menit. Mengapa? Bahkan, jika virus masuk ke mulut Anda, minum air atau cairan lain akan membasuhnya melalui tenggorokan lalu ke perut".
"Sesampainya di perut, asam lambung Anda akan membunuh semua virus. Jika Anda tidak minum cukup air secara teratur maka virus dapat masuk ke tenggorokan dan masuk ke paru-paru. Itu sangat berbahaya," tulis pesan hoax tersebut.
Sementara itu, hoax lainnya yaitu menyarankan seseorang untuk menahan napas selama 10 detik untuk memeriksa apakah ada virus di dalam tubuh atau tidak.
"Ketika seseorang memiliki infeksi virus akut, maka akan sulit untuk mengambil napas dalam-dalam dan tidak batuk, karena saluran udara mengalami iritasi," kata Robert Legare Atmar, spesialis penyakit menular di Baylor College of Medicine.