Ilmuwan Selamatkan Benih Tanaman Lewat 'Bahtera Nuh Modern Antikiamat'

Bahtera Nuh Modern Antikiamat, Global Seed Vault.
Sumber :
  • Nordic Cooperation

VIVA – Para ilmuwan khawatir dengan perubahan iklim yang disebabkan oleh tangan manusia yang bisa mengakibatkan hilangnya spesies tanaman. Hal ini yang membuat 36 lembaga regional dan internasional berkontribusi untuk menyimpan 60 ribu benih tanaman dari seluruh dunia di dalam brankas 'Bahtera Nuh Modern Antikiamat' bernama Global Seed Vault.

Bahtera Nuh Siap Dibangun, Lokasinya Jauh Banget

Mengutip situs Express, Jumat, 28 Februari 2020, lokasinya di gunung dekat Longyearbyen, Pulau Spitsbergen, Norwegia. Puluhan ribu benih tanaman ini tersimpan aman di dalam sebuah gua di pegunungan yang jaraknya 1.300 kilometer dari Kutub Utara.

Benih-benih yang disimpan tersebut mulai dari bibit bawang dari Brazil, buncis dari Asia Tengah, sampai bibit bung liar dari Inggris. Benih-benih tersebut kini mulai disimpan di brankas dengan tingkat keamanan tinggi di 'Bahtera Nuh Modern Antikiamat’ Global Seed Vault.

Intip Perkembangan Bahtera Nuh untuk Antisipasi Kiamat

Ada sekitar 60 ribu benih baru yang ditambahkan, dan membuat perbendaharaan benihnya mencapai lebih dari satu juta. Koleksi tanaman pangan ini sengaja disiapkan untuk melestarikan tanaman, agar tetap mampu memberi makan populasi yang tumbuh dalam perubahan iklim.

Kapal Nuh Modern Antikiamat, Global Seed Vault.

Kisah Nabi Nuh dan Bahteranya, Mengarungi Lautan Terlama di Dunia

"Langkah ini adalah urgensi untuk menyelamatkan tanaman pangan yang berisiko punah. Deposit benih yang kita dapatkan mencerminkan keprihatinan dunia tentang dampak dari perubahan iklim dan hilangnya keanekaragaman hayati pada produk pangan," kata Head of the Crop Trust, Stefan Schmitz.

Ia melanjutkan, satu juta benih ini mewakili lebih dari 5.000 spesies tanaman, yang dikumpulkan sejak Global Seed Vault mulai beroperasi pada 2008. Stefan mengklaim bahwa brankasnya dibangun di bawah tanah pegunungan, dan didesain sekuat mungkin untuk menahan bermacam bencana yang mungkin terjadi.

Itulah mengapa brankas tersebut dijuluki 'Bahtera Nuh Modern Antikiamat'. Selain itu, suhu di dalamnya dibuat mencapai minus 18 derajat celcius untuk mengawetkan benih yang disimpan di dalamnya.

Namun, kalau pun sampai listriknya mati, bebatuan yang menyelimuti bangunan tersebut diharapkan bisa tetap menjaga benih-benih tersebut tetap membeku. Brankas ini dibuat untuk menjaga DNA dari tanaman-tanaman yang ada di dunia untuk memastikan kelangsungan hidupnya.

Hal itu dilakukan untuk memastikan makanan yang ada di Bumi bisa mencukupi kebutuhan setiap manusia yang ada. Stefan juga mengaku, salah satu tokoh dunia yang menyumbang benih tanaman adalah Pangeran Charles.

"Dia mengirim 27 benih tanaman liar, termasuk cowslips dan anggrek. Apa yang kami lakukan ini semata-mata untuk melindungi keanekaragaman hayati sebelum segala sesuatunya terlambat," ungkapnya, seraya mengingatkan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya