VPN Jadi Salah Satu Korban Covid-19 di China
- U-Report
VIVA – Akibat wabah virus corona, bukan hanya warga China yang jadi korban namun juga Virtual Private Network (VPN). Masyarakat dikabarkan makin sulit mengakses internet global karena pemerintah menindak layanan VPN tersebut.
Dengan mencegah pengguna mengakses VPN dalam perbatasannya, China bisa lebih mudah mengontrol arus informasi ke dan dari luar negeri. Walaupun bisa menghentikan misinformasi terkaid Covid-19 di dunia maya, namun juga mempersulit warga China untuk mencari tahu apa yang terjadi di seluruh dunia, dikutip laman Tech Radar, Kamis, 27 Februari 2020.
Situs Greatfire melacak kinerja VPN di China. Menurut penciptanya, Charlie Smith, pengguna di negara tersebut semakin sulit menggunakan layanan sejak wabah dimulai.
Bukan kali ini saja pemerintah China melakukan larangan pada VPN tidak terdaftar. Mereka menetapkan pola yang jelas menindak VPN jika ada potensi ketegangan politik.
Misalnya saat pertemuan Kongres Rakyat Nasional di bulan Maret tahun lalu. Acara tersebut merupakan pertemuan politik terbesar di China dan banyak pengguna VPN yang mengeluh mereka tidak bisa mem-bypass firewall negara saat itu.
Ketakutan yang sama disuarakan pengguna saat China merayakan berdirinya Republik Rakyat China ke 70 September lalu.
"Situasi saat ini (sejak wabah corona merebak) sangat mirip dengan saat pertemuan besar pemerintah di China. Pihak berwenang membatasi penggunaan VPN, membuat pengguna internet asing hampir tidak ada," kata Smith.
VPN memberikan kemampuan pada pengguna untuk melewati batas negara. Namun pemerintah bisa membatasi operasionalnya sampai batas tertentu.
Walaupun pemerintah China melarang layanan VPN pribadi dan tidak terdaftar, tapi bagi yang terdaftar masih bisa beroperasi. VPN terdaftar tertutama digunakan oleh bisnis asing dan domestik untuk mengakses internet global sebagai bagian dari operasional mereka.