Wahai Manusia! Bunuh Serangga Sebabkan Bencana Besar di Bumi

Ilustrasi Planet Bumi.
Sumber :
  • U-Report

VIVA – Wahai manusia, jangan bunuh serangga kalau enggak mau kena akibatnya. Sebab, bisa menimbulkan bencana besar bagi umat manusia. Para ilmuwan mengaku sebanyak 500 ribu, atau setengah dari 1 juta spesies serangga dan hewan yang ada di Bumi, sedang menghadapi ancaman kepunahan.

Eksplorasi Berbagai Kemungkinan Sosok Manusia dalam Figure A

"Krisis kepunahan serangga saat ini sangat mengkhawatirkan. Sekarang yang kita tahu krisis hanyalah puncak gunung es," ujar ahli biologi Pedro Cardoso dilansir dari laman Science Alert, Rabu, 12 Februari 2020.

Kepunahan massal termasuk pada serangga yang terbang, merangkak, menggali, melompat, dan berjalan di atas air. Mereka berpotensi menjadi punah dalam setengah miliar tahun terakhir ini.

BUMI Resources Bukukan Laba Bersih Rp 1,85 Triliun hingga Kuartal III-2024

Terakhir kali kepunahan massal terjadi pada 66 juta tahun silam menimpa dinosaurus karena adanya batu ruang angkasa yang masuk ke Bumi. Tidak hanya dinosaurus, sebagian besar kehidupan lain juga ikut menghilang.

Jika dahulu kita bisa menyalahkan batu ruang angkasa, saat ini kesalahannya ada di manusia. Aktivitas manusia telah membuat hampir semua populasi serangga menurun dan terancam punah.

Fenomena Langka Akan Menghiasi Langit Bumi, Siap-Siap Tercengang

Korelasinya adalah pada habitat mereka yang semakin menipis dan rusak juga polutan. Ada juga eksploitasi yang berlebihan karena ada dua ribu spesies serangga yang dikonsumsi manusia dan kemudian perubahan iklim.

Kupu-kupu, kumbang, semut, lebah, tawon, lalat, jangkrik dan capung jumlahnya telah menurun, jauh dibawah kematian wajar mereka. Padahal banyak serangga yang melakukan kegiatan yang berjasa dan tidak bisa digantikan.

Contohnya saja untuk proses penyerbukan pada tanaman yang memiliki nilai ekonomi US$235 miliar hingga US$577 miliar per tahun.

Kemudian, ada juga penurunan jumlah burung di Eropa dan Amerika Serikat, kaitannya karena minimnya serangga yang biasanya mereka konsumsi mati karena pestisida.

Ilustrasi angin Matahari.

Utusan Bumi Berada Paling Dekat dengan Matahari pada Malam Natal

Utusan Bumi berada paling dekat dengan Matahari pada malam Natal.

img_title
VIVA.co.id
24 Desember 2024