Terbantu Aplikasi Online, Bisnis Boba Harusnya Jangan Jadi Tren Sesaat
- Pixabay
VIVA – Perusahaan rintisan (startup) penyedia layanan point of sales (POS) atau kasir digital, Moka, menyebut bisnis teh susu mutiara (boba drink) tahun ini bisa terdongkrak jika mengandalkan strategi dari sisi harga dan lokasi.
Dari sisi harga, penjual harus mampu menentukan harga yang tepat, apakah produk tersebut masuk di harga low-price atau premium. Sementara untuk lokasi, khusus Jakarta disarankan para pelaku bisnis untuk fokus pada daerah yang memiliki permintaan tinggi dengan kepadatan yang lebih rendah.
Alasan dipilihnya Jakarta Barat karena kepadatan penduduknya masih tergolong lebih rendah dibandingkan Jakarta Pusat dan Selatan. Meski ketiga wilayah tersebut permintaannya cukup tinggi.
Selain harga dan lokasi, untuk segi pembayaran, e-payment merupakan metode terbanyak kedua yang digunakan oleh para pelanggan setelah uang tunai. Boba, bola mutiara yang terbuat dari tepung tapioka dicampur gula aren atau brown sugar, kini kian menjamur bersama dengan bisnis minuman kopi.
Tak heran jika industri minuman ini sedang menjamur, ditambah lagi dengan banyaknya jumlah franchise. Bukan hanya di pusat perbelanjaan atau mal, boba juga menyasar lokasi di pinggir jalan, selain tentunya juga bisa dipesan lewat aplikasi layanan antar makanan berbasis online.
Salah satu kedai boba yang membidik pelanggannya dari pinggir jalan adalah Street Boba. Anak usaha Nikmat Group itu berhasrat ingin mengikuti kesuksesan 'kakaknya', Kopi Lain Hati. Hal tersebut diungkapkan oleh Vice President Marketing Nikmat Group, Deo Cardi Nathanael.
Menurutnya, Street Boba adalah brand minuman lokal yang memfokuskan diri pada penyajian berbagai varian minuman dengan bahan utamanya boba brown sugar.
Deo juga menjelaskan bahwa pihaknya terus berusaha menciptakan beragam resep autentik yang diolah dari bahan-bahan dengan kualitas premium, tetapi tetap menawarkan harga yang terjangkau oleh berbagai kalangan.
Ia pun optimistis menargetkan membuka 100 gerai Street Boba hingga akhir 2020. "Kopi Lain Hati saja awalnya menargetkan buka 100 gerai. Nah, sekarang jumlahnya sudah 354 gerai. Padahal baru satu tahun,” kata dia kepada VIVA.
Saat ditanyakan kemungkinan minuman boba hanya tren sesaat yang bisa menghilang sewaktu-waktu, Deo mengaku pasang surut dalam bisnis makanan dan minuman (F&B) adalah hal biasa. “Ketika sedang tren kita ingin hit market, kami juga ingin mitra yang bekerja sama cepat balik modal (break event point/BEP),” jelas Deo.
Senada, pemilik Street Boba, Jovi Adhiguna, menuturkan bahwa minuman boba sudah sejak lama dikenal di Indonesia. Apalagi menu yang sangat populer saat ini adalah fresh milk boba yang dipadukan dengan gula aren cair.
"Kedai ini merupakan franchise (waralaba), yang mana itu punya saya. Nah, kedai ini saya desain minimalis namun Instagramable, sehingga cocok sekali untuk segmen milenial dan generasi Z," ungkapnya.
Ia mengaku, selain brown sugar, Street Boba juga menghadirkan Namba Kawaiipon, yaitu minuman boba rasa klepon. "Di sini masih jarang banget ada minuman boba dengan citra rasa khas Indonesia,” tutur Jovi. Harga minuman kedai yang berlokasi di Rawamangun, Jakarta Timur itu, mulai dari Rp24 ribu hingga Rp27 ribu.