Memburu Masker N95 karena Takut Virus Corona

Petugas kesehatan memeriksa data pasien terjangkit Virus Corona.
Sumber :
  • The New York Times

VIVA – Masker N95 sedang diburu. Ini karena wabah Virus Corona yang merenggut nyawa 492 orang, di mana 2 kematian di luar China, yakni Hong Kong dan Filipina. Stok masker N95 semakin langka. Kalau pun stoknya tersedia harganya melambung. Ya, orang-orang di seluruh dunia kini memburu masker N95 karena takut terjangkit Virus Corona.

Ini Cara Mengatasi Tantangan Imunisasi di Daerah dengan Akses Terbatas

Mengapa cuma masker N95 yang diburu? Mengutip situs Live Science, Rabu, 5 Februari 2020, menurut William Schaffner, seorang spesialis penyakit menular dari Vanderbilt University di Tennessee, Amerika Serikat (AS), N95 adalah masker yang lebih terspesialisasi, atau dikenal respirator N95.

"Respirator N95 adalah alat pelindung pernapasan yang dirancang semirip mungkin dengan bentuk wajah dan sangat efisien dalam menyaring partikel udara," kata Schaffner.

Mampu Tangani Berbagai Penyakit, Terapi Sel Punca Diyakini Jadi Masa Depan Layanan Kesehatan Indonesia

Lalu, dilansir dari situs resmi Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Amerika Serikat atau FDA, kode N95 menandakan bahwa ketika dilakukan pengujian secara hati-hati, respirator ini dapat memblokir setidaknya 95 persen atau sangat kecil (0,3 mikron) partikel.

Masker N95.

Serum Jenis Ini Diprediksi Bakal Tren di 2025

Jika dipasang dengan benar, kemampuan filterasi respirator N95 melebihi kemampuan masker wajah. Namun, sekali pun tidak dipasang dengan benar, respirator N95 masih bisa berfungsi meskipun kurang efektif dalam mengurangi risiko penularan penyakit.

Kendati demikian, respirator N95 tidak dirancang untuk anak-anak atau mereka yang memiliki rambut pada wajah mereka. Hal ini karena ketika digunakan, kemungkinan tidak akan menutupi wajah secara maksimal dan respirator N95 tidak akan memberikan perlindungan secara penuh.

Selain itu, N95 tidak direkomendasikan untuk digunakan dalam rumah. Namun, penggunaannya cocok jika dipakai oleh seseorang dengan peningkatan risiko penyakit parah dari influenza atau penyakit pernapasan lainnya.

Di beberapa negara Asia, seperti Jepang dan China, tidak jarang melihat orang yang memakai masker bedah di depan umum untuk melindungi dari patogen dan polusi. Akan tetapi, masker ini sejatinya tidak banyak membantu untuk menghalau virus masuk.

Diborong perusahaan

"Karena, masker ini tidak dirancang untuk mencegah partikel virus. Masker bedah juga tidak terpasang erat di hidung dan pipi. Tidak seperti respirator N95. Makanya, masker wajah bedah tidak bisa melindungi wajah dari virus berbahaya seperti Corona," tegas Schaffner.

Seperti diketahui, permintaan masker N95 pasca wabah Virus Corona menyebar mengalami peningkatan di Indonesia. VIVA mencoba menelusuri keberadaan N95 di sejumlah apotek. Berdasarkan pantauan, sejumlah apotek yang kami datangi mengaku kebanjiran permintaan masker N95 tetapi stoknya kosong.

Salah satunya Century dan Watson di wilayah Kalibata, Jakarta Selatan. Seorang karyawan Watson mengaku tidak menjual N95 tapi masker bedah biasa. Padahal, masker ini tidak dirancang untuk mencegah partikel virus. "Harganya masih normal. Antara Rp5.000 hingga Rp7.000 untuk tiga masker bedah," kata karyawan yang enggan disebut namanya.

Selanjutnya, VIVA mendatangi Watson yang mengaku tidak menjual masker N95 lebih dari satu bulan. "Kami jual tapi sekarang lagi kosong. Kami masih menunggu stok baru datang," ungkap karyawan tersebut. Ia mengaku masker N95 dijual di harga normal yaitu Rp13 ribu untuk satu lembarnya.

Evakuasi WNI di Wuhan Terkait Penyebaran Virus Corona.

Namun, lonjakan harga N95 terjadi di salah satu apotek di kawasan Slipi, Jakarta Barat. Melesatnya harga masker tersebut karena sejumlah perusahaan di sekitar kawasan itu memborong semua masker N95.

"Iya diborong. Ada yang pernah nawar Rp1,7 juta untuk 50 kotak masker N95. Karena, ada kewajiban dari perusahaan-perusahaan itu supaya karyawannya pakai masker N95," aku seorang karyawan apotek di kawasan Slipi. Kendati demikian, apotek tersebut kini tidak menjual masker N95 lagi tanpa menjelaskan alasannya.

Perburuan masker N95 berlanjut ke Apotek K24 dan Kimia Farma di bilangan Senen, Cempaka Putih dan Johar Baru, Jakarta Pusat. Beberapa mengaku belum menjual masker N95, namun stok semua jenis masker di apotek tersebut telah habis.

Sedangkan sisanya mengaku menjual masker N95, namun sejak beberapa hari sudah tidak ada lagi stok di toko. Mereka menjualnya dengan harga Rp13 ribu per lembar. Sama seperti di apotek lainnya, semua jenis masker di sana juga sudah habis terjual.

Beredar berita sebelumnya bahwa harga masker N95 melonjak tajam di beberapa platform belanja online. Bahkan, salah satu e-commerce menjual satu kotak masker N95 dengan harga mencapai Rp3 juta yang berisi 20 buah masker atau seharga Rp150 ribu per lembar.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya