MNC Group Akuisisi Pesaing Gojek dan Grab, Nasib Driver dan Penumpang?
- VIVA.co.id/Misrohatun Hasanah
VIVA – Pesaing aplikasi transportasi online Gojek dan Grab, Anterin, dikabarkan bakal diakuisisi oleh PT Indonesia Transport & Infrastructure Tbk (IATA), yang merupakan salah satu anak usaha dari MNC Group milik Hary Tanoesoedibjo.
Kedua perusahaan juga diketahui telah menandatangani term sheet pembelian saham mayoritas Anterin oleh IATA. Ketika dikonfirmasi, Chief Executive Officer Anterin, Imron Hamzah, hanya menjawab tak akan ada yang berubah dari bisnis perusahaannya. Ia mengaku akan tetap menjadi city transporting marketplace.
"Model bisnis kami masih tetap sama. Mitra pengemudi (driver) cukup bayar biaya langganan Rp150 ribu per bulan dan tidak ada potongan komisi," kata Imron kepada VIVA, Kamis malam, 30 Januari 2020.
Berbeda dengan aplikasi transportasi online lainnya, driver Anterin bahkan bisa menetapkan harga sendiri dan memiliki langganan tetap.
Penumpang pun juga dipersilakan memilih driver dengan harga yang paling sesuai. Selain itu, Imron mengungkapkan bisa Anterin diciptakan dengan sebuah konsep baru dengan hadir sebagai marketplace tanpa mencampuri urusan tarif.
Menurutnya, di dalam aplikasi yang telah beroperasi sejak 16 Agustus 2018 itu menerapkan ‘lelang’, di mana sistem ini merupakan konsep baru yang membutuhkan learning to prove buat driver dan penumpang yang saat ini terbiasa menunggu pesanan atau order.
Soal sistem lelang yang diterapkan, Anterin menjadi satu-satunya aplikasi yang menjaga transparansi harga antara pengemudi dan pengguna dengan harapan tidak ada yang dirugikan dari hal itu karena tarif ditentukan berdasarkan mekanisme pasar.
Hal inilah yang membedakan Anterin dengan Gojek maupun Grab, yaitu mereka tidak menerapkan strategi bakar uang. Imron mengaku ada tiga layanan baru yang akan rilis bersama IATA dalam waktu dekat.
"Ketiganya adalah food delivery yang akan meluncur bulan Maret 2020. Kemudian, fresh delivery dan last-mile delivery," jelasnya. Kendati demikian, Imron keukeh untuk tidak bicara lebih jauh mengenai akuisisi serta nilai investasi yang digelontorkan IATA di Anterin.
Mengutip situs Kr-Asia, pertumbuhan bisnis dan perbedaan konsep dari Anterin membuat IATA tertarik untuk mengakuisisi mayoritas saham startup itu. Mengaspal mulai 2018, Anterin sudah memiliki lebih dari 300 ribu pengemudi, 500 ribu pelanggan, serta tersedia di 100 kota di Indonesia.
"IATA memilih Anterin terutama karena visinya. Anterin diciptakan untuk mengubah konsep operasi ojek daring saat ini," kata Wakil Direktur Utama IATA, Wishnu Handoyono, melalui keterangan resminya.
Anterin didirikan oleh Imron Hamzah dan Rachmat Efendi pada 2016, lalu mulai mengaspal pada 2018. Aplikasi transportasi online pesaing Gojek dan Grab itu belum terlalu aktif mencari modal dari sumber lain hingga kini.