Siap-siap, Indonesia Jadi 'Ladang Duit' Cloud Computing Asing
- Dokumen Lintasarta
VIVA – Perusahaan layanan komputasi awan atau cloud computing dari luar negeri diketahui sudah membuka cabang bisnisnya di Indonesia. Sebut saja Amazon Web Services (AWS), Alibaba Cloud, dan Microsoft Azure. Bukan tidak mungkin, Indonesia menjadi 'ladang duit' para perusahaan cloud computing asing.
Menurut Head of Alibaba Cloud Indonesia, Leon Chen, kompetisi merupakan hal yang baik. Ia mengaku menyambut baik para kompetitor yang ingin masuk ke pasar Indonesia.
"Kompetisi itu baik. Kami tidak melihatnya sebagai sebuah ancaman," katanya di Jakarta, Kamis, 16 Januari 2020. Chen juga mengatakan jika saat ini merupakan awal dari perjalanan industri cloud computing di Indonesia.
Ia pun berharap dengan adanya banyak perusahaan cloud computing bisa berjalan bersama-sama di era seperti sekarang. Menurut Chen lagi, dengan semakin banyaknya pemain cloud computing maka dapat mendongkrak kemampuan sumber daya manusia (SDM) Indonesia di bidang IT.
"Kompetisi juga bisa berjalan bersama-sama. Tujuannya kan untuk mengembangkan SDM dan talenta Indonesia," klaim Chen. Ia mengaku jika Alibaba Cloud sudah memiliki dua pusat data atau data center di Indonesia.
Ditanyakan soal membuka akan data center baru lagi, ia ingin melihat perkembangan bisnisnya di Tanah Air. "Kalau makin bagus pasti akan ada rencana untuk ke depannya," ujar dia.
Seperti diberitakan sebelumnya, AWS akan membuka region infrastruktur di Indonesia pada akhir 2021 atau sebelum awal 2022. Region yang dibangun ini merupakan yang ke-9 di Asia Pasifik, di mana mereka sebut memiliki tiga Availability Zone.
Vice President of Global Infrastructure and Costumer Support AWS, Peter DeSantis mengatakan, cloud memiliki kekuatan untuk mentransformasi perusahaan, lembaga pendidikan dan badan pemerintah di seluruh Indonesia.
Dengan hadirnya satu region baru di Asia Pasifik, perusahaan berharap dapat membantu mempercepat transformasi tersebut.
“Membuka AWS Region akan mendukung ekosistem startup, perusahaan dan badan-badan pemerintah dengan membantu menciptakan lebih banyak pekerjaan dan membantu perusahaan di sektor teknologi dan mendorong ekonomi nasional. Juga memungkinkan perusahaan di berbagai sektor untuk menurunkan biaya, meningkatkan kelincahan dan meningkatkan fleksibilitas," paparnya.
Mulai maraknya perusahaan cloud computing asing nyari duit di Indonesia, bukan berarti perusahaan dalam negeri tidak bisa bersaing.
PT Sigma Cipta Caraka atau Telkomsigma, anak perusahaan PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk, baru saja mengumumkan kehadiran produk cloud computing, CloudA.
"CloudA merupakan produk asli Indonesia. Kami tidak kalah dengan Amazon Web Services maupun Alibaba Cloud. Kenapa? Karena kami unggul dari sisi jaringan (network), keamanan (security) dan harga (price)," ujar Kepala Eksekutif Telkomsigma, Sihmirmo Adi.
Pertama soal jaringan. Kedua mengenai keamanan. Sihmirmo juga mengaku bahwa data center-nya ada di Indonesia. "Dengan adanya local support 24x7 di Indonesia, maka produk kami patut jadi pilihan, terutama startup dan UMKM," jelasnya.
Kelebihan terakhir dari sisi harga. Sihmirmo menyebut tidak memberlakukan biaya yang tidak terlihat, atau siluman, untuk pelanggan. Misalkan, sedari awal mereka mencantumkan harga sebesar Rp250 ribu, maka harga sebesar itu adalah harga yang harus pengguna bayar.