AL Iran Punya Rudal Pembunuh Kapal Selam Nuklir AS Kloningan Rusia

Kapal selam Iran.
Sumber :
  • RT.com

VIVA – Angkatan Bersenjata Iran dan Amerika Serikat (AS) seperti David melawan Goliath. Artinya, Iran kalah dalam jumlah personel maupun alat utama sistem persenjataan (alutsista). Meski begitu, bukan berarti Iran lemah.

Rusia Pindahkan Rudal Canggih dari Suriah ke Benghazi dan Tobruk

Puluhan tahun diembargo ekonomi oleh AS dan sekutu tidak membuat Iran terbelakang, khususnya dalam hal teknologi.

Terbunuhnya Komandan Pasukan Khusus Garda Revolusi Iran Mayor Jenderal Qassem Soleimani oleh serangan rudal yang ditembak dari pesawat nirawak (drone) milik AS, mau tidak mau, membuat seluruh kekuatan militer negeri Mullah itu siaga satu. Angkatan laut (AL) contohnya.

Danlanud Sultan Hasanuddin Marsma TNI Bonang Akan Tindak Tegas Personel yang Terlibat LGBT

Mengutip situs fas.org, Jumat, 10 Januari 2020, armada kapal selam Iran diperkuat rudal Hoot. Meskipun banyak sumber mengklaim bahwa Hoot adalah desain asli Iran, namun para analis militer meyakini bahwa itu sebenarnya adalah rudal VA-111 Shkval (Squall) Rusia.

Meskipun sudah beroperasi selama lebih dari 40 tahun, Shkval masih ditakuti. Shkval memiliki kecepatan 200 knot, sehingga belum tertandingi hingga kini. Rudal tersebut juga mampu menempuh jarak 6,5 mil. Kemampuan Shkval di atas rudal screw-driven tradisional, yang masih menjadi senjata kapal selam utama di armada-armada dunia.

Mayday, Kapal Evakuasi Pasukan Rusia di Suriah Tenggelam

Rudal Shkval.

Rudal ini menggunakan superkavitasi, atau menghasilkan gelembung gas di bagian hidung dan kemudian terbang di dalamnya. Hal ini mengurangi gesekan di dalam air yang memungkinkannya untuk melakukan perjalanan sekitar tiga kali lebih cepat daripada rudal biasa.

Namun ada kekurangannya. Apabila sebuah kapal selam dipasangi Shkval maka kelincahannya akan berkurang. Salah satunya adalah kapal selam tidak bisa berputar tajam. Jadi itu dianggap sebagai senjata untuk pertahanan (defensif) saat duel dengan kapal selam lawan, khususnya kapal selam nuklir AS.

Selain itu, rudal Shkval hanya bisa diangkut oleh Kapal Selam Kelas Kilo buatan Rusia. Meski membutuhkan modifikasi yang ekstensif. AL Iran diketahui memiliki tiga unit Kapal Selam Kilo. Dengan demikian, secara teori, seharusnya tidak bermasalah jika dipasang Shkval.

Setelah torpedo diluncurkan dari tabung, autopilot yang telah diprogram sebelumnya akan meluncurkan roket berbahan bakar padat sesuai jalur dan kedalaman yang diperlukan ketika berakselerasi untuk membentuk gelembung gas.

Ilustrasi kapal selam.

Kapal selam AS.

Ketika bahan bakar motor awal habis, bagian belakang torpedo dibuang dan mesin utama yang didorong dengan bahan bakar berbasis lithium hidroreaktif akan melaju ke depan.

Bahkan, jika kapal selam lawan meluncurkan rudal lebih dahulu, Shkval dapat memenangkan perlombaan dan memberikan pukulan mematikan. Shkval juga mampu menjangkau enam kilometer dalam satu menit dan dapat melakukan serangan balik dengan cepat.

Fas atau Federation of American Scientists juga membeberkan sebuah bukti bahwa Iran telah menguji coba rudal Hoot atau Shkval di Teluk Oman pada 2004. Tak hanya AL Iran yang memiliki kapal selam, tapi juga pasukan khusus Garda Revolusi Iran.

Kendati demikian, ukuran kapal selam yang dioperasikan Garda Revolusi Iran jauh lebih kecil. Oleh karena itu, Hoot atau Shkval tidak bisa dipasang, dan hanya mengandalkan rudal antikapal Jask-2, yang ukurannya jauh lebih kecil dan lebih ringan daripada Harpoon.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya