PON 2020 di Papua Rawan Serangan Siber
- www.pixabay.com/bykst
VIVA – Pekan Olahraga Nasional (PON) 2020 yang akan digelar pada 9 hingga 21 September di Papua berpotensi bergejolak akibat serangan siber.
Hal ini diungkapkan Direktur Perlindungan Infrastruktur Informasi dan Kritikal Nasional Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Agung Nugraha. Ia mencatat infrastruktur digital yang dimiliki oleh Papua berbeda dengan di Jakarta.
Meski begitu, untuk persiapan keamanan siber PON, Agung mengaku belum mengetahuinya termasuk soal konsep pengamanan dari sisi siber untuk penyelenggaraan pesta olahraga nasional empat tahunan itu.
"Ada indikasi akan bergejolak dari sisi keamanan sibernya di PON 2020. Tapi kami belum ada koordinasi soal konsepnya (keamanan siber)," kata dia di Jakarta, Senin, 23 Desember 2019.
Bukan itu saja. Agung mengatakan bahwa tahun depan kejahatan siber yang masih berpotensi menjadi ancaman datang dari ransomware dan kasus penipuan lewat online.
Ia juga menyebutkan ada kemungkinan aksi kejahatan siber yang menggunakan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI).
"Tak hanya ransomware dan penipuan online, tapi potensi kejahatan siber lainnya juga berasal dari infrastruktur strategis, layanan cloud serta internet of things (IoT)," jelasnya.
Agung mengingatkan perusahaan yang semakin terkoneksi dengan IoT seperti sektor perbankan, maka semakin besar pula ancaman siber yang akan diterima.
“Oleh karena itu serangan tersebut harus bisa diantisipasi. Caranya, ya, pakai teknologi AI juga. Di sinilah tantangannya," papar dia.