Meski Ada LRT Jakarta tapi Ojek Online Masih jadi Primadona, Kok Bisa?

Ilustrasi pengemudi ojek online (ojol) .
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya

VIVA – Moda transportasi Light Rail Transit atau LRT Jakarta masih sepi disinggahi para penumpang yang menggunakan angkutan umum publik tersebut. Tentu ada beberapa faktor yang membuat masyarakat kurang minat menggunakan LRT. Salah satunya pemberlakukan tarif tiket LRT secara komersial sebesar Rp5 ribu.

Pelni dan ASDP Bakal Dilebur ke Pelindo, Erick Thohir Pede Tekan Biaya Logistik

Sebelumnya memang manajemen LRT Jakarta mengratiskan tarif tiket bagi penumpang. Dampaknya, para penumpang lebih memilih menaiki kendaraan ojek online (ojol), karena lebih mudah dan tidak jalan kaki.

"Karena dampak dari kenaikan tarif operasional. Sebelumnya kan gratis. Masyarakat kita lebih pilih pakai ojol. Mereka tidak mau jalan jauh," kata Kepala Divisi Sekertaris Perusahaan PT LRT Jakarta, Arnold Kindangen di Sentul, Bogor, Jawa Barat, Jumat, 20 Desember 2019.

Trafik Penumpang Pesawat Diprediksi Tembus 605 Ribu Orang Per Hari saat Nataru

Padahal, lanjut Arnold, selama 17 hari beroprasi secara komersial jumlah penumpang moda transportasi itu mencapai 74.187 orang.

Rinciannya adalah minggu pertama angka jumlah penumpangnya tercatat 31.433 penumpang. Untuk minggu kedua sebanyak 29.673 penumpang, dan minggu ketiga, sebesar 13.081 penumpang.

Polisi Selidiki Video Viral Driver Ojol yang Tendang Pesepeda di Jalur Khusus Sepeda Hingga Jatuh

"Itu pun baru sampai tanggal 17 Desember. Memang ada peningkatan jumlah penumpang LRT pada weekend dibandingkan di weekday. Tapi, memang dua pekan selanjutnya mengalami penurunan jumlah penumpang," tutur Arnold.

Ia juga mengakui empat Stasiun LRT Jakarta sepi dari penumpang karena area tersebut jauh dari perumahan. "Karena di daerah tersebut kebanyakan pertokoan dan ruko. Nah, kalau di ruko-ruko itu kebanyakan memiliki kendaraan motor, terutama roda dua," katanya.

Arnold juga merinci bahwa jumlah penumpang yang naik turun dari enam stasiun ini berbeda-beda selama tiga minggu ini. Untuk di Stasiun Pegangsaan Dua sebanyak  5.536 penumpang, Stasiun Pulomas 4.790 penumpang, Stasiun Equestrian 3.351 penumpang dan Stasiun Boulevard Utara 29.891 penumpang.

Kemudian, Stasiun Boulevard Selatan 6.023 penumpang serta Stasiun Velodrome terdapat 30.596 penumpang. Arnold mengakui Stasiun Veledrom banyak penumpang yang naik turun karena di lokasi itu terintegrasi dengan moda transportasi publik lainnya, yaitu Transjakarta," papar dia.

Jumlah penumpang yang naik turun di Stasiun Boulevard Utara banyak, sebab di lokasi itu terdapat adanya Mall Kelapa Gading. "Kalau di (stasiun) Equistrian paling kecil. Disusul Pulomas dan Boulevared Selatan," ujarnya.

Karena itu, untuk menyedot animo para penumpang, LRT Jakarta bisa berkolaborasi dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Wali Kota Jakarta Timur dan Jakarta Utara untuk sama-sama dengan swasta yang ada di sekitar untuk bertransportasi publik.

"Pastinya, kampanye transportasi publik enggak sekadar kampanye saja. Harus ada aktivitas. Sebentar lagi kan Hari Ibu tanggal 22 Desember. Jadi temanya kepada ibu-ibu adalah tentang kesehatan," jelas Arnold.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya