Penyebab Belum Siapnya Indonesia Luncurkan Layanan 5G
- cbc.ca
VIVA – Asosiasi Operator Telekomunikasi Seluler Global atau GSMA (Global System for Mobile Communication Association) memperkirakan, Indonesia baru siap meluncurkan layanan 5G pada 2025 bersama dengan sejumlah negara berkembang di Asia Pasifik.
Sejumlah negara tersebut yakni Bangladesh, Brunei Darussalam, Kamboja, Myanmar, Pakistan, Samoa, dan Thailand. Menurut Head of Asia Pasific GSMA, Julian Gorman, tantangan utamanya ada di spektrum 3,5 GHz, di mana saat ini masih digunakan untuk satelit.
"Ekosistem 5G terbesar saat ini adalah 3,5 GHz. Spektrum ini dipakai untuk satelit. Kita harus menunggu sampai spektrum itu lowong, yang kemudian bisa dimanfaatkan oleh operator telekomunikasi. Barulah 5G bisa digunakan," kata Gorman di Jakarta, Kamis, 19 Desember 2019.
Ia pun mendorong pemerintah untuk fokus dan memprioritaskan ekosistem jaringan generasi kelima tersebut, sehingga apabila spektrum dan teknologi 5G sudah tersedia dan siap otomatis masyarakat maupun pebisnis bisa langsung memanfaatkannya.
Gorman mengaku saat ini negara-negara Asia Pasifik saling berlomba-lomba untuk mematangkan teknologi 5G. Begitu pula dengan Indonesia, yang menurutnya, masih memiliki banyak pekerjaan rumah.
"Indonesia masuk kategori negara yang tertinggal dalam hal kesiapan ekosistem 5G dibanding negara lainnya di kawasan Asia Pasifik," ujarnya.
Prediksi ini, lanjut Gorman, didasari pada harga smartphone 5G yang semakin lama akan semakin turun, serta besarnya permintaan dari masyarakat dan pebisnis.