Era Digital, Bisnis Buku Cetak Diklaim Tak Akan Mati
- Pixabay
VIVA – Pada era serba digital saat ini memaksa beberapa industri ikut berevolusi mengikuti perkembangan zaman, termasuk industri buku. Beberapa perusahaan penerbitan bahkan sudah merilis buku edisi digital atau e-book.
Menjelang 2020, perusahaan penerbitan buku yang masih eksis mencetak buku fisik adalah Pustaka Abdi Bangsa (PAB). PAB merupakan anak usaha dari PT Mahaka Radio Integra Tbk atau MARI ini tengah diperkuat.
Menurut Direktur Utama Mahaka Radio Integra, Adrian Syarkawie, bisnis penerbitan buku saat ini masih sangat potensial. Oleh karena itu, ia akan memperkuat penetrasi, sembari berantisipasi untuk bisnis secara digital.
“Jujur saja, secara pembukuan, yang berkontribusi besar di PT Mahaka Media Tbk (ABBA) itu Pustaka Abdi Bangsa. Memang, isu hangat sekarang adalah bisnis cetak lagi ngedrop. Tapi percetakan buku justru tumbuh subur," ungkapnya dalam rilis resmi, Senin 16 Desember 2019.
Meski berkembang, tapi tidak semua masyarakat bisa menikmati format buku digital. Oleh sebab itu perusahaan akan memperkuat penetrasi sambil berbisnis secara digital.
"Membaca buku fisik seperti punya ikatan. Hal ini yang tidak ada di digital," jelas dia.
Mahaka Media yang merupakan perusahaan media multi platform ini dikatakan pendapatan terbesarnya berasal dari iklan koran, yakni 35 persen. Sedangkan lini bisnis PAB belum menyumbang nilai yang besar, baru sekitar 10-12 persen.
"Tapi secara pertumbuhan margin, PAB paling baik dan sehat. Dalam tiga tahun berturut-turut, PAB tumbuhnya selalu positif. Artinya potensinya baik. Kita akan menekan kerugian dari koran dengan mengoptimalkan pertumbuhan dari buku fisik," katanya.
Selain itu Adrian juga tengah mencari strategi menghadapi perubahan bisnis percetakan, tapi tidak dengan mengandalkan koran berformat digital.
Mahaka Media merupakan perusahaan yang didirikan oleh Erick Thohir. Kemudian berdasarkan RUPS, Erick yang menjabat sebagai Menteri BUMN harus melepas semua jabatannya, dan posisi di Mahaka Media digantikan oleh Rudi Laksmana.