Diskon Smartphone Akhir Tahun dan Cashback Rp5 Juta? Cek ke Sini Saja
- VIVA.co.id/Misrohatun Hasanah
VIVA – Setiap tahunnya industri selalu mencari sebuah momentum untuk menggelar acara diskon. Trik seperti ini juga diikuti oleh industri di bidang teknologi. Jika kamu sadari, dalam setahun pemain dalam industri tersebut bisa mengadakan beberapa acara yang bertujuan memberikan promo untuk konsumen.
Direktur Marketing Komunikasi PT Erajaya Swasembada Tbk, Djatmiko Wardoyo mengatakan, di Tanah Air ada tiga kesempatan yang bisa dijadikan momentum menggelar diskon. Salah satunya diskon akhir tahun.
"Pertama momen puasa lebaran. Antara puasa sampai lebaran ini selalu terjadi peningkatan penjualan yang signifikan," katanya di Mall Kota Kasablanka, Jakarta Selatan, Selasa 10 Desember 2018.
Selanjutnya adalah saat musim liburan, libur semester dan libur kenaikan kelas. Tapi beberapa tahun ini, libur kenaikan kelas rangkap dengan libur hari raya.
"Tapi kayanya mulai tahun depan udah maju. Lebaran di Juni, udah pisah lagi dengan libur sekolah. Kita juga belum tahu risikonya. Ada kemungkinan orang sudah abis-abisan lebaran, tapi kena liburan," jelasnya.
Momentum ketiga adalah saat akhir tahun. Biasanya pada Desember ini ada beberapa perusahaan yang memberi bonus akhir tahun. Djatmiko mengakui pada purnama penutup tahun, banyak kenaikan penjualan.
Menjelang akhir tahun ini, Erajaya Group melalui anak usahanya PT. Nusa Abadi Sukses Artha (NUSA) menggelar pameran Galaxy Land di Mall Kota Kasablanka pada 9-15 Desember 2019.
"Sebelumnya event ini enggak kita rencanakan. Tapi kami melakukan review dengan Samsung, terus kita harus punya satu event yang bisa jadi penutup tahun. Maka kita adakan ini," ujarnya.
Selama pameran tersebut, Erajaya menghadirkan ragam penawaran spesial, beberapa di antaranya adalah cashback smartphone hingga Rp5,5 juta. Konsumen juga bisa mendapat harga spesial seri Galaxy Note 10 dan gratis Fit E.
PPN Mau Naik 12 Persen, Masyarakat Bakal Sulit Punya Rumah
Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Indonesia (Gapensi) menolak rencana pemerintah menaikkan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen pada 1 Januari 2025.
