Kini Kreator Konten Gaming Sudah Bisa Unduh Video Bermuatan Kekerasan
- Instagram/@dota2ti
VIVA – Aturan baru Youtube soal gaming mulai berlaku. Para kreator diperbolehkan mengunggah video yang bermuatan kekerasan simulasi tanpa khawatir kontennya akan diturunkan.
Dilansir laman The Verge, aturan itu memungkinkan video gim bisa diunggah di platform tersebut tanpa ada masalah dalam batasan usia. Artinya video tersebut akan terbuka bagi semua orang bukan hanya pengguna yang menyatakan dirinya berusia di atas 18 tahun.
Namun video dengan konten kekerasan ekstrim dan menjadi fokus dalam konten tersebut, maka kemungkinan batasan usia masih berlaku di sana.Â
Kebijakan itu juga tidak berlaku untuk pedoman iklan. Jika video dianggap terlalu kejam bagi pengiklan, walaupun dianggap tidak bermasalah bagi standard Youtube, maka dianggap masih berbahaya. CEO Youtube, Susan Wojcicki tahu kebijakan ini akan bermasalah bagi kreator yang mengandalkan AdSense Youtube untuk mencari nafkah.Â
Dia mengutarakan keprihatiaan tersebut dalam surat yang ditujukkan bagi para kreator.Â
"Kami berupaya untuk mengidentifikasi pengiklan yang tertarik pada konten edgier, seperti pemasar yang ingin berpromosi pada film dengan rating R, jadi kami akan menghubungkan mereka dengan kreator yang cocok dengan iklan," tulis Wojcicki.Â
Sebelumnya, Youtuber telah menyatakan rasa frustasi mereka pada sistem iklan yang berhubungan dengan konten gaming. Hanya video gim yang family-friendly seperti Minecraft atau Fortnite yang akan mendapatkan iklan sedangkan konten lainnya tidak.Â
Ketika seorang pembuat konten Youtube, Matthew 'MatPat' Patrick bertanyak pada Wojcicki soal demonetisasi yang dihadapi kreator game-centric, bos Youtube itu mengakui beberapa pengiklan merasa khawatir.Â
"Youtube sebagai platform kami bertindak atas nama pengiklan kami. Jadi saya melihat apa yang diinginkan pengiklan, mereka akan mengeluarkan topik seperti subyek sensitif. Gaming sebenanrya bukan tidak berada dalam daftar teratas, gaming relatif baru untuk para pengiklan. Kami sebenarnya mencoba untuk berinvestasi pada pengiklan untuk memahami kenapa ini jadi kepentingan vertikal," ungkapnya.Â