Internet 5G akan Membuka Akses ke Dunia Maya Tiga Dimensi
- Entrepreneur
VIVA – Teknologi Virtual Reality membutuhkan jaringan 5G, untuk bisa tetap terhubung saat menggunakannya. Namun, dengan ketersediaan jaringan yang ada saat ini, membuat penggunaan VR menjadi agak sulit.
"Salah satu problem VR, karena konsumsi datanya luar biasa. Semua orang dengan perangkat yang dia miliki, berusaha untuk lebih bersosial dengan orang lain. Kita pake alat-alat ini, supaya kita tidak terputus dengan dunia. Tapi, alat VR saat ini bikin kita disconnected," ujar Founder OmniVR, Nico Alyus di Jakarta, Selasa 3 Desember 2019.
Nico mengatakan, VR menghubungkan para penggunanya untuk bertemu, belajar hingga berkencan secara real time. Nantinya setelah VR digunakan secara meluas, bisa saja kegiatan sehari-hari dilakukan dengan menggunakan teknologi VR.
Ketersediaan 5G yang bisa mendukung semua aktivitas itu, bisa membuat streaming menjadi lebih cepat. Menurutnya, pengembang VR di dunia, termasuk Indonesia sangat menunggu kehadiran 5G.
"Semua orang bisa pakai, bisa akses. Meski, kami tahu 2-3 tahun lagi mungkin baru di Indonesia," tuturnya.
Perangkat VR yang saat ini tersedia, cukup besar dan berat. Nico mengatakan, kemungkinan nantinya perangkat VR akan semakin kecil seperti kacamata.
Untuk kehadiran perangkat yang lebih kecil dan adopsi seperti orang menggunakan mobile phone saat ini, menurut Nico membutuhkan lima hingga 10 tahun lagi.