Cukup Download Aplikasi, Bisa Jualan Sampah Plastik Lewat Smartphone

Ilustrasi smartphone.
Sumber :
  • The Verge/Amelia Holowaty Krales

VIVA – Koperasi menunjukkan peningkatan kualitas dalam lima tahun terakhir. Jika pada 2014 kontribusinya mencapai 1,71 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional, maka tahun lalu meningkat menjadi 5,1 persen.

Selain Hemat, 5 Hal Ini Bisa Dilakukan di Rumah Buat Melestarikan Lingkungan

Terkait era transformasi digital yang fokus pada internet of things (IoT) dan artificial intellegence (AI), tentu koperasi jangan tinggal diam. Namun, transformasi badan usaha asli Indonesia ini tidak dilakukan hanya dengan mengaplikasikan perangkat lunak atau software terbaru.

Akan tetapi juga harus melakukan perubahan model bisnis, manajemen, dan pelayanan. Menurut Chairman Multi Inti Sarana (MIS) Group, Tedy Agustiansjah, ada tiga tantangan yang harus dihadapi koperasi. Ketiganya yaitu penguasaan teknologi, menyiapkan proses serta sumber daya manusia (SDM) yang benar.

Inkoppol dan Inkop Kartika Disebut Minta Impor Gula Demi Stabilitas Harga pada 2016

Selain itu, sebenarnya harus dibenahi adalah mengubah mindset atau pola pikir masyarakat terhadap koperasi dan bagaimana model bisnis koperasi itu dilakukan.

Dalam hal penggunaan teknologi, memasuki era revolusi industri 4.0 menitikberatkan pada menggabungkan dunia siber dan nyata.

Jangan Salah Pilih! 7 Hal yang Wajib Kamu Ketahui Sebelum Membeli Smartphone Baru

"Jangan diartikan membuat robot menggantikan manusia. Tapi membuat teknologi yang membantu manusia," kata dia di Jakarta, Jumat, 29 November 2019.

Saat ini, koperasi tengah berada dalam fase menghadapi tantangan untuk melakukan reposisi. Fase persiapan menghadapi tantangan reinkarnasi eksistensi organisasi.

Koperasi harus dikembangkan dalam semangat kolaborasi menjadi fondasi model bisnis yang terjadi saat ini, yaitu ekonomi kolaborasi.

Untuk mendorong tumbuhnya koperasi digital dan sangat relevan dengan esensi bisnis zaman now, yaitu ekonomi kolaborasi, maka PT Multi Inti Digital Bisnis (MDB) melakukan relaunching PrivilegeID dan peluncuran e-Recycle.

Menurut Kepala Eksekutif Multi Inti Digital Bisnis (MDB), Subhan Novianda, relaunching PrivilegeID adalah fase transformasi dari program terdahulunya (Pracico Privilege), merupakan customer reward (loyalty) yang diperuntukkan bagi anggota Kospin Pracico dan dikemas dalam bentuk aplikasi digital.

Rintisan bisnis lainnya, e-Recycle, merupakan pengembangan usaha yang fokus pada proses pengolahan sampah plastik berbasis mobile application. MDB, yang merupakan anak usaha dari MIS Group dan juga memiliki anak usaha PT Multi Inti Digital Lestari (MDL), akan mengganti sampah plastik dengan reward point.

"e-Recycle merupakan Digital Waste Management untuk membantu pemerintah dalam permasalahan sampah plastik. Caranya cukup download (unduh) aplikasi dan nantinya sampah plastik yang terkumpul bisa dijual melalui mobile application," jelas Subhan.

Rencananya, sampah plastik akan diproses di processing plant untuk dicacah menjadi flake atau cacahan plastik yang bisa diolah menjadi biji plastik.

Untuk pilot project, ia mengaku ada digelar di Jakarta Timur, sedangkan Jabodetabek ditargetkan akhir tahun ini. "Kami targetkan tahun 2020 pabrik pengolahan plastik sudah beroperasi," ungkap Subhan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya