Banjir Diskon, Simak 6 Tips Sukses Pedagang Online saat Black Friday
VIVA – Agenda pesta belanja dari jelang akhir tahun memang sangat beragam. Setelah Singles Day yang jatuh yang diselenggarakan pada 11 November 2019, kini festival belanja daring Black Friday diselenggarakan pada Jumat 29 November 2019. Agenda ini juga jadi yang paling ditunggu-tunggu oleh para pemburu diskon.
Untuk bisa sukses menggaet konsumen, CupoNation Indonesia membagikan enam tips dan trik untuk peritel daring dalam menyambut Black Friday. Berikut ulasannya.
Membuat landing page
Pastikan pengusaha memberitahu konsumen tentang promosi Black Friday, dengan memasang banner di halaman website. Jangan lupa juga untuk membuat landing page khusus, yang akan mengarahkan pengguna ke seluruh produk yang dipromokan.
Buat panduan artikel terkait promo
Tulis juga artikel menarik agar konsumen bisa memanfaatkan promo diskon secara maksimal. Beri rincian produk apa saja yang paling banyak dicari dan yang memiliki value tinggi saat Black Friday.
Buat kontes
Menyelenggarakan kontes jadi kampanye pemasaran yang akan membantu membangun citra positif dan kesadaran merek, Perusahaan juga bisa memberi kode diskon untuk pelanggan yang tidak bisa memenangkan hadiah utama, sebagai bentuk loyalitas.
Sediakan kode promo
Kode promo jadi cara untuk menarik para savvy shopper yang kerap mengecek harga sebelum membeli. Kode promo jadi cara agar konsumen mau membeli produk di toko kamu dan diklaim tidak lari ke toko sebelah.
Free ongkir
Bebas ongkos kirim jadi layanan penting bagi komunitas belanja daring. Free ongkir akan mendorong masyarakat memilih toko kamu dan berbelanja.
Media sosial
Jangan lupa juga untuk promosi Black Friday di media sosial. Posting informasi tersebut setidaknya satu atau dua kali per hari. Jika kamu cukup kreatif, cobalah cara unik agar bisa viral di media sosial, bisa dengan tagar atau meme. Selamat mencoba!
Belanja Black Friday dan Cyber Moday di Australia Diprediksi Menggila
Toko-toko di Australia sedang menawarkan diskon karena "Black Friday" dan "Cyber Monday". Padahal Australia awalnya tidak mengenal budaya asal dari Amerika Serikat ini.
