Gokil Kampanye Pilpres di AS, Pakai TikTok!
- Yicai Global
VIVA – Ada fenomena menarik nih dari proses Pemilu Presiden Amerika Serikat 2020. Pilpres AS makin panas dengan menjamurnya tren Tiktok sebagai bahan kampanye. Gokil kan guys.
Jadi milenial dan kaum muda di Negeri Paman Sam sedang ngetren menggunakan video pendek di TikTok untuk mengampanyekan jagoan masing-masing dan mengkritik kandidat lawan.
Dan menariknya nih, dikutip dari laman Cnet, Rabu 20 November 2019, video kampanye Pilpres dengan menggunakan TikTok dengan cepat memopulerkan kandidat dan isu politik. Makanya tak salah, kaum muda di Amerika Serikat sana saat ini memanfaatkan TikTok untuk edukasi politik lho.
Salah satu bukti populernya tren ini bisa dilihat dari unggahan pengguna TikTok bernama @lillithashworth. Pada Oktober lalu, dia mengunggah video TikTok yang mengkritik kandidat capres Joe Biden.
"Aku tak tahu siapa yang membawa Paman Joe dari rumah persalinan, tapi mereka perlu membawanya kembali," ucap akun tersebut dalam video dengan memeragakan layaknya penyiar.
Tahu nggak, video kritik yang diunggah usai debat capres itu ditonton lebih dari 2 juta views lho. Dampaknya, pengguna dengan nama Lillith Ashworth menjadi terkenal.
Video unggahan mahasiswi Universitas Michigan berusia 18 tahun itu dibanjiri komentar. Dia mengaku banyak orang tak setuju dengan opini politiknya.
"Aku baik-baik saja karena saya lebih baik memiliki platform yang mengumpulkan generasi muda untuk berdiskusi soal politik," kata mahasiswi pendukung kandidat Bernie Sanders itu yang tak risau dengan banjir kritik kepadanya.
Tren penggunaan TikTok untuk kampanye Pilpres begitu terasa di Amerika Serikat. Dan sejauh ini pemenang keriuhan di TikTok adalah Donald Trump.
Video TikTok dengan tagar #trump2020 mendominasi TikTok dengan mengumpulkan lebih dari 257 juta views, jauh melampaui tagar terkait kandidat Elizabeth Warren. Malahan tagar Trump itu mengalahkan tagar #politics yang mencapai 160 juta views maupun tagar #elections yang mengumpulkan 13 juta views.
Menariknya lagi, kandidat capres biasanya berkampanye melalui akun media sosial resmi mereka, misalnya di Twitter dan Facebook. Dan nyaris semua video TikTok terkait dengan Pilpres AS ini dibuat oleh pengguna bukan capres.
Menantang
Kampanye politik melalui TikTok menarik perhatian berbagai pihak salah satunya ahli digital. Trending penggunaan TikTok untuk kampanye politik membutuhkan waktu. Pesan politik di TiKTok masih hangat-hangatnya, perlu membuktikan bisa teruji dan efektif seperti yang sudah berjalan di media sosial lainnya, misalnya Twitter dan Facebook.
Tantangan lainnya, yakni butuh kreativitas menyajikan kampanye politik melalui TikTok. Sebab pada TikTok merupakan konten video singkat dengan latar belakang musik. Dengan demikian, para ahli berpendapat pesan politik di TikTok sedikit lebih rumit dibanding media sosial lainnya.
Selain itu, capres alih-alih memosting video TikTok sendiri, pada kandidat kemungkinan lebih menggantungkan kampanye politik mereka pada para influencer.
"Ini bukit tinggi yang mesti didaki, dan orang-orang tak yakin apalah itu akan sia-sia," jelas Kevin Singer, seorang pakar dari perusahaan komunikasi, Rally.
Sedangkan Direktur Polling Harvard Kennedy School's Institute of Politics, John Della Volpe berpandangan, video politik di TikTok bisa menjadi 'kickstarter' untuk membawa edukasi dan isu politik menjadi pembahasan yang lebih mendalam.