Banyak Pengembang Ngintip Data di Grup Facebook, tapi Tak Melanggar

Facebook (Pixabay)
Sumber :
  • U-Report

VIVA – Facebook baru-baru ini menemukan kerentanan pada fitur grupnya. Dalam investigasi Facebook menemukan sejumlah pihak ketiga masih memiliki akses pada informasi di dalam grup.

Informasi yang bisa diakses itu terdiri dari nama dan profile picture yang berhubungan dengan aktivitas group dari Groups API. Raksasa teknologi itu juga mengklaim telah menghapus akses mereka.

"Hari ini kami juga menghubungi sekitar 100 partner yang mungkin telah mengakses informasi sejak kami mengumumkan pembatasan pada Groups API, meskipun jumlah sebenarnya lebih kecil dan menurun sering berjalannya waktu," tulis Kepala Kemitraan Platform Facebook, Konstantinos Papamiltiadis dalam blog Facebook for Developers, Rabu 6 November 2019.

Dia mengatakan setidaknya ada 11 partner yang telah mengakses informasi anggota grup dalam 60 hari terakhir.

Dalam investigasi Facebook memang tidak ditemukan adanya penyalahgunaan. Namun perusahaan tersebut sudah meminta para partner menghapus data pengguna yang mungkin disimpan.

"Dan kami akan melakukan audit untuk mengonfirmasi bahwa (data) sudah dihapus," tambah dia.

Papamiltiadis menjelaskan sejak April 2018, Facebook meninjau cara orang menggunakan Facebook untuk membagikan data dengan perusahaan luar.

Cara Mudah dan Hemat Beli Barang dari China dengan Ducking.id

Facebook menghapus atau membatasi sejumlah API pengembang, seperti Groups API yang menyediakan antarmuka antara Facebook dan aplikasi yang dintegrasikan dengan grup.

Sebelum April 2018, pengembang bisa mengakses informasi dalam grup. Namun semenjak kebijakan dijalankan, jika diizinkan admin, maka aplikasi bisa mendapatkan informasi seperti nama grup, jumlah pengguna dan konten yang diposting.

Dalam tulisannya, dia menekankan perusahaannya akan mempertahankan standar tinggi pada platform dan memperlakukan pengembang dengan adil.

"Seperti yang kami sampaikan di masa lalu, kerangka kerja di bawah perjanjian kami dengan FTC (Komisi Perdagangan Federal)  lebih banyak akuntabilitas dan transparansi dalam cara kami membangun dan memelihara produk," kata Papamiltiadis.