Rp82 Miliar Buat Beli Aibon, Bisa Ngelem Monas 95 Kali

Pengunjung bersantai di taman Monumen Nasional (Monas), Jakarta.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto

VIVA – Pemerintah Provinsi DKI kembali menjadi sorotan publik. Jika beberapa waktu lalu mereka menganggarkan dana untuk influencer sebesar Rp5 miliar, kini muncul dana pengadaan alat tulis kantor atau ATK. Nilainya sangat fantastis, mencapai Rp82 miliar.

Pemprov Jakarta Bakal Kaji Wacana Kantin Sekolah Dipungut Pajak

Anggota DPRD Provinsi Jakarta dari Fraksi PSI, William Aditya Sarana mempertanyakan dana sebanyak itu, yang dialokasikan oleh Dinas Pendidikan DKI untuk membeli perekat atau lem.

“Ditemukan anggaran aneh pembelian lem aibon 82 miliar lebih oleh Dinas Pendidikan,” kata William lewat akun Twitter-nya, dikutip Rabu 30 Oktober 2019.

Klaim Saldo DANA Gratis Rp340 Ribu Hari Ini 22 November 2024, Cek 5 Langkahnya di Sini!

Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan menyalahkan sistem penyusunan penganggaran secara elektronik atau e-budgeting yang diterapkan oleh gubernur DKI Jakarta sebelumnya. Menurut dia, ajuan janggal seperti pengadaan lem aibon dalam RAPBD karena e-budgeting yang tidak sempurna.

"Ini ada problem sistem, yaitu sistem digital (e-budgeting), tapi tidak smart," kata dia di Balai Kota DKI Jakarta.

Raup Saldo DANA Gratis Rp150 Ribu Hari Ini 21 November 2024, Cek Tutorialnya di Sini!

Terkait hal itu, seorang pengguna Twitter dengan akun @handokotjung, mencoba menghitung seberapa banyak lem aibon yang bisa didapat dengan uang sebanyak itu.

Tak hanya sekadar menghitung, ia juga mengkalkulasi berapa luas area yang bisa diolesi oleh perekat yang kontroversial itu.

“Barusan saya iseng-iseng menghitung lem Aibon yang dibeli menggunakan uang 82 Miliar bisa dipake buat apa, ternyata hasilnya bisa dipake buat ngelem Monas 95 kali,” tulisnya dalam akun Twitter.

Ia mendapatkan hasil, dengan harga termahal Aibon Rp20 ribu, maka dengan dana APBD yang diusulkan, didapat sekitar 4,1 juta kaleng.

Ilustrasi perubahan iklim.

Drama Iklim Dunia yang Belum Tuntas

Negara-negara berkembang dan rentan menuntut komitmen negara-negara maju soal pendanaan iklim dalam COP29.

img_title
VIVA.co.id
22 November 2024