Hati-hati Lho, Ponsel Bekas itu Bom Waktu
- The Verge/Amelia Holowaty Krales
VIVA – Masyarakat perlu lebih banyak lagi mendapat edukasi mengenai perlindungan data pribadi, terutama juga tentang jual beli ponsel bekas alias ponsel second. Nyatanya menurut pakar, menjual ponsel second akan menjadi bom waktu. Apa maksudnya ya?
Dikutip dari laman Business Insider, Senin 21 Oktober 2019, Wakil Presiden Eksekutif Produk dan Teknologi Blannco, Russ Ernst menjelaskan, tidak adanya edukasi kepada masyarakat menyebabkan perangkat bisa jatuh ke tangan yang salah.
Smartphone memiliki banyak data sensitif, seperti teks, email, rekening bank dan informasi lainnya. Bahkan yang tidak terpikirkan sebelumnya adalah GPS. Menurutnya, dengan me-reset ponsel kepada versi pabrik, tidaklah cukup.
Reset pabrik hanya jadi satu dari tiga bagian yang wajib dilakukan untuk melindungi data pengguna saat mereka menjual perangkatnya. Mengatur ponsel kepada mode reset pabrik hanya menghapus penunjuk ke file yang berisi data, bukan menghapus data yang dimaksud.
"Siapa pun dapat menggunakan tool gratis untuk membedah perangkat dan menemukan file yang tidak lagi memiliki penunjuk yang terkait," jelasnya.
Tidak semua ponsel rentan dan masalahnya akan berbeda, tergantung pada produsen, sistem operasi dan operator.
Cara tepat membersihkan ponsel adalah dengan menghapus data, kemudian memvalidasi data sudah benar terhapus dan dapatkan laporan tentang penghapusan.
Ia memperkirakan, akan ada banyak orang yang menjual ponselnya karena banyak dari mereka yang ingin membarui ponsel mereka ke ponsel yang telah mendukung 5G. Namun karena mahal, banyak pengguna harus menjual ponsel yang lama untuk bisa mendapat perangkat terbaru.