Curhat Menkominfo Rudiantara, Beratnya Jadi Pembantu Jokowi
- VIVA.co.id/Novina Putri Bestari
VIVA – Masa tugas Kabinet Kerja Jilid I periode 2014 sampai 2019 akan segera berakhir. Di sisa waktu menjabat, Menteri Komunikasi dan informatika, Rudiantara, berbagi kisah tentang hal terberat saat melakukan tugas dan tanggungjawabnya selama kurun waktu lima tahun ini.
Pria kelahiran Bogor, 3 Mei 1959 itu mengatakan, hal yang menurutnya paling berat dilakukan saat menjabat, adalah melakukan pembatasan sejumlah layanan internet pada bulan Mei lalu. Sebab, Dia merasa jadi penghalang untuk kebebasan berekspresi dan aktiftas di dunia maya.
"Tapi disatu pihak, juga ada kepentingan yang lebih besar yaitu national security dan berat memutuskannya," ucapnya, di Jakarta, Jumat 18 Oktober 2019.
Meski terasa menjadi beban bagi dirinya, langkah yang diambil itu diapresiasi oleh banyak pihak, termasuk juga dari luar negeri. Salah satunya adalah perwakilan negara Inggris, yang menyampaikan bahwa Indonesia dapat menyeimbangkan kebebasan ekspresi dan penggunaan media.
Baca juga: Malaysia makin ngebet Gojek, dipuja-puji abis
Banyak kisah dan kejadian yang dialami olehnya selama mengemban tuga menjadi Menkominfo lima tahun ini. Meski demikian, Dia merasa bersyukur dan sangat senang bisa membantu Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam menjalankan tugas pemerintahan.
"Saya senang bekerja sebagai membantu presiden. Kalau membantu orang lain senang saya juga senang," ucapnya.
Terkait adanya fungsi pekerjaan di bidang digital pada periode kedua Jokowi, Rudiantara mengungkapkan, jika hal tersebut sangat luar biasa. Terlebih tuntutan zaman dan perkembangan teknologi, membuat pekerjaan bidang digital tidak bisa dihindari lagi saat ini.
"Karena ada contoh bagaimana big data analitik untuk pemerintah, nanti kebijakan berdasarkan big data analitik," kata Rudiantara.