All Out, BPPT Bicara Teknologi Masa Depan Ibu Kota Baru
- istimewa
VIVA – Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kabupaten Kutai Kartanegara di Kalimantan Timur telah diumumkan sebagai ibu kota baru Indonesia.
Pembangunan ibu kota baru tentunya terus dilakukan untuk menjadikan dua kabupaten tersebut sebagai ibu kota yang ideal menggantikan Jakarta.
Menanggapi apa yang telah disampaikan Presiden Jokowi, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) siap mendukung pembangunan ibu kota baru di Kalimantan, yang rencananya rampung pada awal 2024. BPPT menyoroti soal teknologi masa depan di ibu kota baru.
"Pada forum rapat Rencana Pemindahan Ibu Kota Negara tersebut, BPPT ditunjuk menjadi tim koordinasi strategis yang fokus kepada perencanaan wilayah, tata ruang dan pertanahan," jelas Kepala BPPT Hammam Riza di Kantor BPPT, Jakarta, dalam keterangan tertulisnya, Jumat 18 Oktober 2019.
Hammam menegaskan BPPT akan all out untuk pembangunan ibu kota baru.
"Kami akan kerahkan tidak hanya kepada satu bidang saja, tapi juga banyak sektor yang dapat disentuh oleh inovasi dan teknologi yang dimiliki BPPT," ujarnya.
BPPT akan memberikan kontribusi untuk membantu di bidang lingkungan hidup dan kebencanaan, karena saat ini pun BPPT sedang mengembangkan teknologi Early Warning System.Â
"Jadi kami memberi rekomendasi juga agar di ibu kota baru ini dapat memanfaatkan teknologi dalam setiap aspek kebencanaan, baik dari sisi mitigasi, saat bencana, hingga pasca bencana seperti evakuasi, dan lain-lain," ujar Hammam.
Dia mengatakan, BPPT akan berkontribusi mendorong penerapan teknologi masa depan yang tepat, untuk diimplementasikan di ibu kota baru, seperti teknologi pengelolaan sampah, air, energi, teknologi informasi, transportasi, dan lainnya.Â
Hammam mengatakan, membangun ibu kota yang ideal berbasis pada penerapan teknologi, tentunya juga dapat menghela pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut.
Hal ini dapat dilakukan mulai dari mempersiapkan kluster pada industri baru hingga membangun daerah tanpa menyebabkan kerusakan terhadap lingkungan.
"Bagaimana clustering terhadap industri-industri baru seperti kendaraan listrik, dan membangun sebuah daerah dengan menggunakan teknologi ramah lingkungan, diharapkan tidak terjadi kerusakan terhadap hutan lindung," ujar Hammam.