Tiap Pagi, Buzzer Siapkan 'Menu' Supaya jadi Trending Topic di Twitter

Pakar Media Sosial Drone Emprit, Ismail Fahmi.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Misrohatun Hasanah

VIVA – Pengamat media sosial Ismail Fahmi menegaskan jika buzzer atau kalangan yang memanfaatkan media sosial seperti Twitter pada dasarnya bersifat netral.

KPU: Idealnya Kepala Daerah Dilantik Setelah 13 Maret 2025

Mereka secara umum mengangkat isu supaya menjadi perbincangan atau sudut pandang tertentu. Menurutnya, banyak anak muda memilih menjadi buzzer sejak 2009-2010.

"Mereka punya follower 5 ribu sudah dicari-cari. Bahkan, oleh perusahaan. Buzzer ini kemudian makin banyak tahun 2012 ketika Pilkada DKI, 2014, dan 2019. Pendapatan dari politik pun paling besar didapat," katanya, dalam ILC tvOne, Selasa, 8 Oktober 2019.

Kenali Peran Owner dan Founder dalam Bisnis, Jangan Salah Sebut Lagi!

Pendiri Drone Emprit ini juga mengungkapkan bahwa para buzzer ini telah menyiapkan topik setiap pagi sehingga viral pada hari itu juga.

Penyiapan isu dilakukan sehingga saat orang-orang membuka Twitter, sudah ada trending topic yang otomatis akan menjadi perbincangan.

Setuju dengan Prabowo Pilkada Lewat DPRD: Saatnya Dievaluasi secara Menyeluruh

"Ada isu pagi-pagi. Itu yang menaikkan bot (robot) dulu. Tujuannya, paling tidak, isu ini muncul di trending topic," ungkapnya. Ismail melanjutkan, setelah isu ramai, maka para buzzer ini menyetir isu tersebut supaya sudut pandang tertentu muncul di masyarakat.

Hal itu bisa dilakukan dengan cuitan yang dibuat sendiri, meme, hingga video-video yang diviralkan. "Di sini sudah masuk peran buzzer manusia. Bukan bot. Artinya, produksi manusia masih lebih besar dari bot," paparnya.

Ilustrasi boikot.

Daftar Produk Boikot di Medsos Belum Tentu Benar! Pakar: Banyak PHK, Jangan Sampai yang Kena Saudara Sendiri

Gerakan boikot sengaja diviralkan untuk menekan perekonomian Israel agar berhenti menjajah tanah Palestina. Masyarakat dunia dari berbagai golongan larut dalam euforianya

img_title
VIVA.co.id
23 Desember 2024