Bentuk Federasi, Giring Ganesha Harap Atlit e-Sport Makin Berprestasi
- VIVA/Laras Devi Rachmawati
VIVA – Federasi E-sports Indonesia (FEI) yang merupakan lembaga e-sports independen di Indonesia resmi dibentuk. FEI didirikan untuk membina, mengembangkan, dan menjamin keadilan e-sports Indonesia.
Organisasi ini terwujud sebagai hasil kerjasama para professional team owners, cybercafe, event organizer, esports player, game developer, serta publisher. Beberapa inisiatif yang akan digarap oleh FEI adalah proses regenerasi melalui aktivitas grassroots, kompetisi esports, standarisasi kualitas acara e-sports, dan kontrak pemain e-sports profesional.
Di Indonesia, e-sports mulai berkembang secara signifikan saat warung internet (warnet) mulai menjamur. Berawal dari game PC dan konsol, esports di Indonesia kemudian merambah ke ranah mobile dengan perkembangan pemain dan fans yang jauh lebih pesat. Seiring dengan kemajuan teknologi, game yang dipertandingkan dalam e-sports kian beragam sehingga mendorong pertumbuhan industri menjadi semakin memuncak.
Apalagi kejuaraan olahraga paling bergengsi se-Asia, yaitu Asian Games juga sudah resmi menjadikan esports sebagai salah satu cabang olahraga sejak tahun 2018 lalu.
“Esports bukan lagi sekadar hobi, tetapi sudah menjadi industri profesional yang harus dikelola secara profesional pula. Sebagai pelaku bisnis yang masih aktif terjun langsung di dunia esports, kami berkomitmen untuk selalu menghadirkan langkah nyata dalam membangun ekosistem esports Indonesia," kata Giring Ganesha, President Federasi Esports Indonesia di Ayana Mid Plaza, Jakarta, Selasa, 8 Oktober 2019.
Melalui FEI, Giring berharap bisa menerapkan inklusivitas e-sports, dimana semua e-sports enthusiasts dapat bergabung di FEI. Lembaga ini bukan hanya untuk player, tetapi juga EO, media, coach, dan talent lainnya seperti caster dan influencer.
"Ini industri ekosistem yang bagaimana kita tetap menjaga profesionalitas. Karena jujur aja, banyak atlit e-sport Indonesia itu berprestasi nah bagaimana cara kita bikin prestasi itu terus-terusan agar atlit Indonesia bikin bangga," ungkapnya lagi.
Industri ini berhasil memikat berbagai brand, baik brand endemik maupun non-endemik untuk berinvestasi pada esports. Keterkaitan stakeholder yang semakin kompleks ini menjadi tantangan tersendiri bagi para pelaku untuk mewujudkan standarisasi demi meningkatkan mutu dalam ekosistem esports.
"Kita menciptakan regulasi yang profesional misalnya event e-sport yang bagus menurut kita gini-gini. Kita punya standarisasi sendiri. Ya, Insya Allah di bawah KONI, kan masih penjajakan," lanjut dia.
Hingga saat ini belum ada organisasi yang benar-benar serius menggarap persoalan ‘rumah tangga’ e-sports di Indonesia.
"Kita kan baru memulai melangkah dan akan menyusun struktur organisasi dan membagi tahap ada divisi team, divisi atlet, divisi manajemen, divisi media, dividi eo (event organizer), divisi influencer, dan lainnya," tutur Giring.