Aksi Unjuk Rasa Bikin Pemerintah Blokir Internet dan Media Sosial
- CNBC.com
VIVA – Pemerintah Irak melakukan blokir internet dan media sosial dengan persentase 70 persen di seluruh wilayahnya pada Rabu, 2 Oktober lalu.
Hal ini mereka lakukan untuk mencegah aksi unjuk rasa protes antikorupsi yang semakin menyebar, khususnya di ibu kota Baghdad.
Dilansir dari situs Business Insider, Kamis, 3 Oktober 2019, sampai tengah malam, media sosial seperti Facebook, Twitter, WhatsApp, dan Instagram tidak dapat diakses, menurut data dari NetBlocks. Hanya 30 persen daerah yang bisa mengakses internet.
Ibu kota Irak, Baghdad, sedang berada dalam kondisi yang mencekam karena berkaitan dengan korupsi yang dilakukan pemerintah. Aksi throtling internet jadi alat yang umum digunakan pemerintah untuk menghadapi aksi unjuk rasa.
Akibat bentrokan di sana setidaknya ada 13 orang tewas dan luka-luka mencapai ratusan menurut laporan Agence France-Presse (AFP) dan The Washington Post. Lima puluh orang yang terluka adalah pasukan keamanan dan seorang pejabat HAM.
Bahkan Perdana Menteri Irak Adil Abdul Mahdi saat itu mengaku kendaraan dan masyarakat dilarang untuk melakukan aktivitas. Unjuk rasa juga menyebar di Nasiriyah, Amara dan Hilla.
Aksi massa di Baghdad juga meluas ke zona hijau, di mana wilayah itu dihuni oleh bangunan pemerintah asing. Protes yang terjadi saat ini jadi yang terbesar sejak kejadian di Basra pada September 2018.