Pebisnis Online Pilih Jualan di WhatsApp dan IG Bukan E-Commerce
- VIVA.co.id/Misrohatun Hasanah
VIVA – Usaha Kecil dan Menengah atau UKM di Indonesia ternyata lebih banyak yang mengandalkan media sosial untuk berjualan dibanding platform e-commerce. Hal ini terungkap menurut survei startup logistik Paxel dan Provetic.
Survei ini melibatkan 535 penjual daring yang bertindak sebagai responden yang mana 87 persen responden mengaku berjualan lebih dari satu platform dan yang sering digunakan adalah WhatsApp.
"Dilihat trennya, pengguna e-commerce merupakan UKM veteran, yang pengalamannya lebih dari dua tahun. Sedangkan pemula lebih nyaman di media sosial seperti WhatsApp, Instagram karena seperti penggunaan sehari-hari," kata Chief Operational Officer Paxel dan Provetic, Zaldy Ilham Masita di Jakarta, Rabu 2 Oktober 2019.
Zaldy mendeskripsikan, UKM pemula lebih memilih media sosial karena platform e-commerce memiliki persyaratan yang cukup rumit. Selain itu ada kemungkinan pedagang masih menguji pasar, sehingga menggunakan platform yang lebih familiar saja.
Platform yang paling banyak digunakan adalah WhatsApp dengan persentase 84 persen, Instagram 81 persen, Shopee 53 persen dan Facebook 36 persen. Sementara untuk e-commerce persentasenya 29 persen di Tokopedia dan Bukalapak 18 persen.
"Agak aneh. Survei sebelumnya enggak lihat geliat UKM di media sosial. Saya harap ini jadi perhatian pemerintah, jangan salah fokusnya. Enggak cuma platform e-commerce, tapi media sosial juga. Kalau enggak tepat bisa jadi kontraproduktif," ujarnya.
Survei yang dilakukan pada 29 Juli sampai 4 Agustus ini menemukan, toko fisik sudah tidak lagi relevan. 83 persen responden mengaku tidak memiliki toko offline, hanya 14 persen yang pernah memiliki, tapi kemudian ditutup dan sudah sepenuhnya online.