Kisah Mengerikan Pekerja Freelance Facebook, Ada yang Mau Bunuh Diri

Founder and CEO Facebook Mark Zuckerberg.
Sumber :
  • Business Insider

VIVA – Sebuah rekaman suara yang diduga merupakan suasana rapat di kantor pusat Facebook menyebar luas melalui laman The Verge. Dalam rekaman tersebut, para karyawan Facebook mempertanyakan mengenai pendapat Mark Zuckerberg terkait pekerja lepas yang bertugas memoderasi video di Facebook.

Dugaan Penganiayaan Pegawai Toko Roti, George Masih Jalani Tes Kejiwaan di RS Polri

Dilansir melalui Business Insider, Rabu, 2 Oktober 2019, seorang karyawan bertanya mengenai pemberitaan terkait ‘pasukan’ Facebook yang jumlahnya 30.000 orang. Pasukan yang terdiri dari pekerja kontrak itu bertugas untuk memoderasi konten yang berseliweran di Facebook.

Banyak berita yang mengisahkan mekanisme kerja mereka yang sangat mengerikan. Pasalnya, para pekerja lepas itu harus melihat dengan detil konten-konten yang dianggap butuh untuk dipantau dan berpotensi melanggar aturan Facebook. 

Kabar Baik, Permintaan Tenaga Kerja Terampil Indonesia di Pasar Global Meningkat Tajam

Video yang dimaksud adalah terkait dengan kekerasan sampai berujung kematian, postingan yang mengandung ujaran kebencian, dan foto pornografi anak.

Hal ini sedikit banyak cukup berpengaruh pada mental para pekerja kontrak itu. Mereka bahkan ada yang sampai mau bunuh diri, memilih untuk memantau sambil mengisap ganja, dan lainnya. Kisah para pekerja lepas Facebook ini banyak diungkap oleh media seperti The Verge.

PPN Naik Jadi 12 Persen, Pemerintah Pastikan Kasih Perlindungan Penuh Jaga Daya Beli Pekerja

Yang mengejutkan, pendiri Facebook sendiri menganggap hal itu sebagai sesuatu yang dilebih-lebihkan. Mark Zuckerberg menganggap kisah tersebut tidak seperti yang diberitakan di media.

“Beberapa dari laporan itu saya rasa terlalu didramatisir. Dari apa yang telah kami cari tahu dan memahami apa yang terjadi, para pekerja lepas itu tidak tidak selalu melihat hal yang menakutkan seharian penuh,” ujar Zuckerberg.

Pernyataan ini cukup mengagetkan karena seolah Zuckerberg menganggap sepele isu yang menyangkut para pekerjanya. Padahal, media menyebutkan jika para pekerja lepas itu dibayar dengan gaji yang sangat rendah dengan kondisi kerja yang sangat tidak manusiawi. Mereka bahkan kabarnya tidak diizinkan untuk istirahat dengan durasi yang lama.

Menurut TheVerge, para pekerja lepas itu dikelola oleh pihak ketiga dan tidak dimanage dengan baik. Salah satu lokasi moderasi konten Facebook yang dipenuhi pekerja lepas berada di Phoenix. Namun tempat itu telah berhenti beroperasi, seminggu setelah adanya serangan kutu busuk. Lokasi di Florida juga sudah ditutup setelah ditemukan seorang pekerja meninggal di meja kerjanya karena serangan jantung.

Selain mempertanyakan soal kesehatan mental para pekerja lepas itu, beberapa karyawan lain juga bertanya mengenai persaingan Facebook dengan TikTok, persoalan terkait kandidat presiden Elizabeth Warren, dan rencana mata uang blockchain Libra.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya