Polusi Udara Bikin Anak Alami Gangguan Kejiwaan

Kondisi udara di Jakarta yang penuh polusi.
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

VIVA – Musim kemarau menyebabkan beberapa wilayah di dunia mengalami bencana kebakaran hutan dan lahan atau karhutla, termasuk di Indonesia. Asap karhutla bisa menyebabkan berbagai penyakit untuk semua kalangan umur lho, salah satunya gangguan kejiwaan pada anak-anak.

Bea Cukai: Operasi Thunder dan Demeter 2024 untuk Lindungi Lingkungan dan Keanekaragaman Hayati Indonesia

Gangguan kejiwaan pada anak-anak bisa disebabkan karena adanya polusi udara. Menurut studi, anak-anak bisa merasakan kecemasan, sampai bunuh diri akibat polusi udara. Nggak percaya? Lihat nih hasil studi ilmuwan di Rumah Sakit Anak Cincinnati, Amerika Serikat, untuk melihat perspektif lingkungan. Ilmuwan tersebut menyoroti anak-anak kurang beruntung yang tinggal di lingkungan rentan polusi.

Dikutip dari situs Mirror, Kamis 26 September 2019, penulis penelitian, Cole Brokamp mengatakan, penelitian ini adalah yang pertama, yang menunjukkan hubungan antara tingkat polusi udara luar dengan gejala gangguan kejiwaan.

SIG Komitmen Jalankan Operasional Bisnis Berkelanjutan

"Diperlukan lebih banyak penelitian untuk mengonfirmasi temuan ini. Tapi ini bisa membuat kita menemukan cara baru untuk mencegah gejala kejiwaan pada usia dini," ujarnya.

Penelitian dilakukan dengan menggunakan pemindaian otak, untuk mendeteksi tingkat myoinositol atau gula penanda kecemasan anak-anak yang tinggal di lingkungan sibuk. Partikel halus dan polutan juga menyebabkan peradangan pada organ.

Kasus Dugaan Korupsi Timah Dinilai Harus Diselesaikan dengan UU Lingkungan

Penelitian ini mungkin memberi titik terang pada angka depresi dan bunuh diri di kalangan anak muda. Data NHS pada 2017 mengatakan, satu dari delapan anak usia di bawah 19 tahun mengalami gangguan mental, kemudian meningkat menjadi satu dari enam orang usia 17-19 tahun.

Lebih dari 80 persen populasi perkotaan di dunia diperkirakan menghirup polusi udara yang tidak aman. Polusi digambarkan sebagai pembunuh yang tak terlihat, yang menyebabkan tujuh juta kematian per tahun di dunia, menurut World Health Organization.

IPB gelar Diskusi  bertema 'Menghitung Kerugian Lingkungan dengan Permen LH No.7/2014, Sudah Tepat Kah?', di Fakultas Kedokteran IPB. Muhammad AR/VIVA

PNBP Rawan Dijadikan Bancakan, Pakar IPB Desak Pemerintah Cabut Peraturan Menteri Lingkungan

Tak memiliki dasar metodologis, hingga menimbulkan malapraktik dan rawan bancakan terhadap PNBP, pemerintah diminta untuk mencabut dan membuat aturan baru.

img_title
VIVA.co.id
14 Desember 2024