Momok dan Hantu Pers Tumbang di Tangan Habibie
VIVA – Kementerian Kominfo mengenang sosok mendiang BJ Habibie sebagai tokoh panutan di bidang teknologi. Presiden Indonesia yang ketiga ini disebut sebagai Bapak Teknologi Indonesia.
"Tahun 1980-an, Menristek BJ Habibie memimpin PT Dirgantara Indonesia (PTDI) yang memiliki divisi perancangan dan pengembangan satelit buatan Indonesia. Beliau membangun fasilitas pengembangan satelit hingga menyekolahkan puluhan putra-putri terbaik Indonesia ke luar negeri untuk belajar teknologi satelit," kata Plt Kepala Biro Humas Kementerian Kominfo, Ferdinandus Setu dalam pernyataannya, Kamis, 12 September 2019.
Dia mengatakan, saat Kominfo akan membangun Satelit Multifungsi Satria. Pembangunan itu memiliki semangat yang dipelajari dari mendiang BJ. Habibie.
"Saat ini Kementerian Kominfo pun akan membangun Satelit Multifungsi Satria, sebuah semangat yang kami pelajari dari Bapak Habibie untuk terus berinovasi memberikan yang terbaik bagi bumi pertiwi," ungkap Ferdinandus.
Selain di bidang teknologi, Ferdinandus mengatakan Habibie juga memiliki keputusan di bidang media. Di era pemerintahannya, dia merupakan presiden yang menginisiasi Kebebasan Pers di Indonesia melalui UU No.40 Tahun 1999.
Saat itu, SIUPP atau Surat Izin Usaha Penerbitan Pers yang menjadi momok dan hantu dunia pers saat Orde Baru ditiadakan.
Tak lupa Kominfo mengucapkan duka cita atas kepergian BJ Habibie. Ucapan terima kasih juga dilontarkan untuk semua langkah yang dilakukan mendiang untuk Indonesia.
Ferdinandus juga menyatakan penghormatan pihaknya untuk Habibie. Dia mengatakan perjuangan Habibie di bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan kearifan serta inovasi akan dilanjutkan untuk kemajuan Indonesia.
"Kami, keluarga Kominfo memandang bahwa Ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) serta amal Bapak Habibie tak terputus oleh apa pun, tidak juga oleh kematian," kata dia.