iPhone dan Perangkat Wearable jadi Contoh Teknologi 'Hemat'
- bgr
VIVA – Saat ini telah terjadi banyak perubahan pola bisnis. Mayoritas menginginkan tindakan yang cepat, kebutuhan perubahan yang pesat dan penawaran yang aktif. Di mana ke semuanya ini dapat disesuaikan dengan kebutuhan mereka.
Para pemilik merek atau brand juga dituntut untuk memberikan pelayanan yang berorientasi pada pengalaman pelanggan (customer experience). Dan, teknologilah yang dapat mewujudkannya.
Menurut Country Manager Nutanix Indonesia, Andreas Kagawa, infrastruktur IT yang saat ini ada mulai terasa tidak bisa bekerja secara maksimal.
Teknologi yang berat, besar, mahal dan tidak fleksibel, akan tergusur oleh adanya perangkat lunak (software). Ia memberi contoh penghematan yang ada saat ini bisa dilihat dari iPhone dan perangkat wearable.
"Keduanya berfungsi meringkaskan penggunaan komputer. Ini bisa dilihat dari segi ukuran. Contoh berikutnya adalah perangkat lunak dan hybrid cloud yang menggantikan peran pusat data," kata dia di Jakarta, Selasa, 10 September 2019.
Wearable device atau perangkat wearable merupakan sebuah benda berupa aksesori yang memiliki teknologi layaknya sebuah komputer berukuran mini. Ia dapat berwujud sebagai kacamata, gelang, jam tangan, bahkan pakaian. Tentunya dengan label pintar di belakangnya.
Selain itu, hybrid cloud dan software diklaim menyediakan solusi yang tidak lagi rumit dan jauh lebih sederhana, serta mudah digunakan. Untuk penyempurnaannya bisa menggunakan teknologi mesin pembelajaran (machine learning) dan kecerdasan buatan (artificial intelligence).
"Sistem bisa memberi peringatan tentang masalah yang akan terjadi. Artinya, ini bisa mengurangi risiko. Kebutuhan akan teknologi yang sederhana dan fleksibel tentunya akan meningkat. Tapi tetap harus dilakukan evaluasi,” ungkap Andreas.