Soal Bukalapak PHK Karyawan, Merger Saja dengan Blibli atau Lazada
- Instagram/@bukalapak
VIVA – Bukalapak digoyang dengan isu PHK karyawan. Kabar tersebut menjadi perhatian publik Tanah Air. Ya iyalah, Bukalapak merupakan salah satu startup besar di Indonesia. Perusahaan besutan Ahmad Zacky itu merupakan salah satu startup unikorn di Indonesia.
Dengan kondisi tersebut, pengamat manajemen bisnis, Yodhia Antariksa menyarankan sebaiknya Bukalapak merger atau berkonsolidasi dengan pemain perdagangan elektronik yang lainnya.
"Saran saya merger. Di Indonesia terlalu banyak industri e-commerce, enggak efisien. Kalau di Amerika Serikat kan ada Amazon, di China ada Alibaba, di Indonesia ada empat yang besar, yaitu Lazada, Tokopedia, Shopee dan Bukapalak," kata pakar lulusan Texas A&M University Amerika Serikat tersebut.
Dengan banyaknya pemain e-commerce, menurut Yodhia, membuat persaingan menjadi tidak efisien bagi perusahaan. Makanya, menurut dia, langkah konsolidasi atau merger menjadi solusi supaya kompetisi semakin bagus. "Saran saya merger saja sama Blibli atau Lazada," ujarnya.
Opsi lain selain merger yang bisa dilakukan Bukalapak, menurut Yodhia, yaitu mengoptimalkan pasar andalan mereka.
"Opsi lainnya, fokus ceruk pasar sendiri, yang sempit tapi ya enggak apa-apa," katanya. ?
Baca juga yuk: Profesor Gila! Perubahan Iklim kok Solusinya Makan Daging Manusia
Bukalapak merupakan satu dari empat besar startup yang memiliki gelar unikorn di Indonesia. Bersama dengan Gojek, Tokopedia, dan Traveloka, valuasi perusahaan e-commerce itu telah melebihi US$1 miliar.
Gelar tersebut didapatkan Bukalapak pada tahun 2017. Awal tahun ini pendiri Bukalapak, Achmad Zaky mengungkapkan keinginannya untuk menjadikan Bukalapak naik kelas menjadi Decacorn. Perusahaan tersebut didirikan Achmad Zaky pada 2010. Saat itu Bukalapak juga mendapatkan pendanaan dari Batavia Incubator, IMJ Investment, dan Emtek Group.