Teror It Chapter 2, Psikolog Ungkap Penyebab Orang Takut Badut
VIVA – Film horor It Chapter 2 baru saja mulai tayang di Indonesia. Kisah tentang badut Pennywise yang menyebar teror pada klub pecundang di kota Derry itu sedang mencuri perhatian penggemar film Tanah Air.
Ngomong-ngomong soal badut, meski badut sering dimanfaatkan sebagai figur penghibur di acara festival maupun pesta, sepertinya tak semua anak-anak atau orang dewasa merasa nyaman dengannya. Sebagian bahkan mungkin saja merasa takut.Â
Mengutip dari laman Huffington Post, seorang psikolog menjelaskan mengapa ada orang yang merasa tak nyaman dan takut pada badut. "Alasan utama kita merinding oleh badut? Karena kita merasa tidak dapat mempercayai mereka," kata Rami Nader PhD, psikolog dan direktur Klinik Stres dan Kecemasan North Shore di Vancouver Utara, British Columbia.Â
"Mereka memiliki ekspresi yang besar, palsu, dan lukisan pada wajah, yang Anda tahu sebenarnya tidak mewakili perasaan badut itu. Karena (dalam kehidupan nyata) tidak ada yang bisa bahagia sepanjang waktu, namun badut itu memiliki wajah tersenyum bahagia yang besar sepanjang waktu," ujar Nader.
"Pada intinya, Anda tahu bahwa badut berbohong kepada Anda dalam hal presentasi," tambahnya.
Selain itu, banyak orang juga takut pada tingkah laku badut, kata Frank McAndrew, PhD, profesor psikologi di Knox College. "Orang-orang takut pada badut karena mereka begitu nakal dan tidak terduga, dan tidak seperti vampir dan hantu, mereka (badut) benar-benar ada dan mungkin dapat menyebabkan masalah bagi Anda," katanya.Â
Penggambaran badut dalam budaya pop juga ikut memicu kecemasan. Pada film It Chapter 2 dan chapter sebelumnya, badut Pennywise digambarkan sebagai tokoh setan yang menyeramkan dan memangsa anak-anak. "Anda melihat film dengan badut yang menyeramkan dan jahat, dan itu mengubah cara Anda memandang badut di masa depan, atau berpotensi melakukan itu," kata Nader. (ann)