Rusuh Jayapura Dipicu Hoaks Media Asing, Solusinya Begini

Anggota Dewan Pers, Ahmad Djauhar
Sumber :
  • VIVA.co.id/Misrohatun Hasanah

VIVA – Aksi unjuk rasa berujung rusuh Jayapura Papua pecah pada Kamis 29 Agustus 2019. Akibat aksi ini ada beberapa gedung dan kendaraan rusak serta terbakar. Situasi rusuh ini diduga didorong oleh pemberitaan media asing yang kebenarannya perlu dipertanyakan.

Petinggi Gerindra Tepis Isu Keterlibatan Parcok di Pilkada 2024: Kami Kategorikan Hoaks

Anggota Dewan Pers, Ahmad Djauhar mengatakan pers asing mengembangkan informasi sendiri tanpa konfirmasi. Oleh sebab itu dalam rapat yang dilakukan Kantor Staf Presiden (KSP), peserta rapat mengusulkan untuk membuat sebuah lembaga.

"Tadi diusulkan ada lembaga yang otoritatif, semacam media siber. Orang-orang di dalamnya dipilih yang bisa ditanya tentang bagaimana kebenaran isu," katanya di Jakarta, Jumat 30 Agustus 2019.

Diremehkan Banyak Pihak, Media Vietnam Justru Sebut Timnas Indonesia Jadi Lawan yang Ditakuti di ASEAN Cup 2024

Ia menuturkan, figur yang menggawangi lembaga tersebut harus tokoh-tokoh yang bisa dipercaya dan sebaiknya figur dari Papua. Peserta rapat meminta lembaga ini secepatnya dibentuk, walaupun faktanya memang tidak mudah mencari figur yang memiliki kemampuan menyampaikan persoalan secara jernih.

"Paling tidak kalau ada lembaga otoritatif ini bisa memverifikasi isu. Meski pun tidak ada yang menjamin, karena ada juga gempuran informasi dari media sosial yang dikatakan tidak bisa dipertanggungjawabkan," ujarnya.

Media Vietnam Heran Timnas Indonesia Pasang Pemain Muda di Piala AFF 2024: Padahal Belum Pernah Juara

Beberapa waktu lalu, media asing Reuters membuat pemberitaan tentang tewasnya enam warga sipil yang tertembak di Deiyai, Papua. Kabar ini dibantah oleh Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko usai pengecekan di lapangan.

Baca juga nih: Menkominfo: Ada yang Potong Kabel Optik Telkomsel di Papua

Dalam klarifikasinya, Moeldoko mengatakan, yang meninggal yaitu satu TNI dan dua anggota polisi. Djauhar mengatakan, ada kemungkinan massa yang bergerak tidak tahu informasi sebenarnya, sehingga kerusuhan kembali pecah di Jayapura.

"Internet dipadamkan sehingga informasi hanya dari mulut ke mulut, malah lebih berbahaya. Kalau ada apa-apa, kan mereka seharusnya bisa verifikasi melalui internet, tahu kejadian sebenarnya seperti apa," kata Djauhar. (ali)

Habiburokhman Ketua Komisi III DPR RI, Pemilihan Pimpinan dan Dewas KPK

Isu Partai Coklat di Pilkada Masuk Kategori Hoaks, Kata Ketua Komisi III DPR

Ketua Komisi III DPR RI Habiburokhman mengatakan bahwa isu adanya keterlibatan "partai cokelat" yang dikonotasikan dengan aparat kepolisian pada Pilkada 2024 adalah hoaks

img_title
VIVA.co.id
30 November 2024