Pendiri Bumi Datar yang Dibakar adalah Sosok Misterius Boss Darling?

Edi Chandra Purnama alias Pupung Sadili (kiri) dan anaknya M. Adi Pradana
Sumber :
  • Dokumen Flat Earth 101

VIVA – Pembunuhan sadis pada Edi Chandra Purnama alias Pupung Sadili berusia 54 tahun dan anaknya M. Adi Pradana alias Dana berusia 23 tahun, menyedihkan bagi kalangan komunitas bumi datar di Indonesia

Belajar dari Kasus Remaja 14 Tahun Bunuh Ayah dan Neneknya, Apa yang Dilakukan Orangtua Untuk Cegah Hal Tersebut?

Ayah dan anak tersebut merupakan tokoh pendiri komunitas bumi datar Indonesia, Flat Earth 101. Bagi yang mengikuti isu bumi datar dari Flat Earth 101 bakal familiar dengan sosok misterius yang dikenal dengan nama Boss Darling. 

Pada video YouTube Flat Earth 101, suara Boss Darling sangat familiar menjelaskan detail berbagai isu yang diusung bumi datar. Makanya pembunuhan pada Papung dan Dana membuat penggemar bumi datar bertanya-tanya, apakah di antara kedua korban tersebut adalah Boss Darling?

Seru! Gelaran Event Komunitas Tongkrongan MLBB Bakal Hadir di 3 Kota Jawa Timur

Salah satu fitur penting lainnya di FE101 yang enggak dipublikasikan namanya mengungkapkan, Pupung dan Dana bukan sosok misterius yang sampai kini membuat penasaran penggemar bumi datar. 

"Bukan (keduanya bukan Boss Darling). Dia adalah orang yang bantu Boss Darling memberikan data-data Flat Earth. Hasil-hasil eksperimen dan yang menjalin komunikasi dengan Flat Earth luar negeri," ujar sang sumber tersebut kepada VIVA.co.id, Rabu malam 28 Agustus 2019. 

Anak 14 Tahun yang Bunuh Ayah dan Nenek di Lebak Bulus Dititipkan di LPAS

Sumber itu menuturkan, Pupung dan Dana bertugas koordinasi komunitas bumi datar di Indonesia. 

"Om Pupung dan Mas Dana yang mengkoordinir masukan, informasi di Forum Flat Earth 101," ungkapnya. 

Pupung dan Dana menjadi korban pembunuhan sadis dengan otak intelektual adalah Aulia Kesuma, yang merupakan istri Pupung. 

Ayah dan anak itu dibunuh di Lebak Bulus dengan diracun dan diminumi minuman keras pada Jumat malam 23 Agustus 2019. 

Dalam menjalankan aksi biadabnya, Aulia menyewa empat pembunuh bayaran. Setelah mengeksekusi keduanya pada Jumat malam, Aulia dan putranya yang lain, Kelvin membawa mayat keduanya ke Sukabumi pada Minggu 25 Agustus 2019.

Di Sukabumi, mereka memutuskan membakar mobil beserta kedua mayat pada Minggu siang 25 Agustus 2019 untuk menghilangkan jejak pembunuhan mereka. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya