Sedotan Stainless Tak Bisa Dibilang Ramah Lingkungan
- refinery29.com
VIVA – Saat ini sebagian restoran cepat saji di Jakarta banyak yang tak lagi menyediakan sedotan plastik untuk pengunjung. Hal ini dilakukan demi mengurangi sampah plastik yang sulit didaur ulang.Â
Kemudian, sedotan stainless menjadi populer. Tapi yang menjadi pertanyaan, apakah sedotan dari logam ini bisa dikatakan ide brilian untuk membantu menjaga lingkungan?
Dilansir dari laman Asia One, Jumat, 16 Agustus 2019, sedotan stainless nyatanya tidak bisa disebut 100 persen ramah lingkungan seperti yang dipikirkan banyak orang. Disebutkan, dari proses pembuatan sampai pengiriman, sedotan ini meninggalkan limbah.
Jika kamu menggunakannya, sama saja ikut berkontribusi 2,8 miliar pound limbah beracun dari logam, 20 persen sampah laut dari pengiriman internasional dan 2 juta ton limbah dari kemasan.
Meski begitu, setiap produk buatan memang sulit untuk benar-benar terlepas dari tidak menghasilkan sampah sama sekali. Sebagian besar meninggalkan jejak karbon bagi ekosistem.
Gerakan ramah lingkungan yang sekarang terjadi juga mulai bergeser ke arah kantong belanja, yang tentu saja belum tentu ramah lingkungan. Tapi klaim ini jangan sampai membuat kalian kembali menggunakan barang-barang sekali pakai.
Soal menjaga lingkungan, tak dapat hanya menyalahkan suatu produk, tapi bagaimana perilaku manusia menggunakannya. Dengan kaya kata lain, perilaku kita di masa depan yang harus kita perhitungkan, bukan seberapa banyak produk ramah lingkungan yang kita miliki. (ann)